Mohon tunggu...
Nusantara Mulkan
Nusantara Mulkan Mohon Tunggu... Lainnya - Orang Biasa Aja

Sebagian tulisan saya yang ada di sini pernah dimuat di sejumlah media. Walaupun sedikit saya modifikasi kembali.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Metamorfosis Musik Rock (Bagian 2-Habis)

17 Januari 2014   22:27 Diperbarui: 9 September 2017   14:34 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik bernada frustrasi. (drunkenwerewolf.com)

Tapi, tak semua grup dari genre musik ini akhirnya bermuara ke disharmonisasi. Bahkan, uniknya, sebagian justru mengawinkan musik mereka dengan jenis musik yang oleh kalangan metal dianggap 'haram', yakni rap. Sebut saja Anthrax yang pada 1984 mengeluarkan single I Am The Man dan Faith No More dengan Epicpada 1990. Termasuk Aerosmith yang pada 1986 berkolaborasi dengan Run DMC membawakan Walk This Way.

Perkawinan ini kemudian melahirkan genre baru yang pada era 1990-an dan awal 2000 disebut hip metal. Genre ini justru pada akhirnya makin mengurangi raungan keras gitar metalnya dan lebih mengarah ke black music alias musik kulit hitam. Sebut saja macam Limp Bizkit, KoЯn, dan Slipknot.Bahkan, Beastie Boys--walaupun tidak mengusung metal--yang pada awalnya masih berwarna rock, pada akhirnya justru mengubah total seluruh jenis musiknya menjadi grup hip hop alias rap tanpa embel-embel rock.

[caption id="" align="alignright" width="256" caption="Musik bernada frustrasi. (drunkenwerewolf.com)"]

[/caption]

Pada era 1990-an juga, era metal mulai meredup. Muncul genre musik alternatif yang memiliki dua kutub. Pada kutub Eropa yang biasa disebut Brit Pop diwakili Oasis, Suede, EMF, dan Stone Roses. Di kutub AS disebut grunge yang diwakili band-band asal Seattle, seperti Nirvana, Pearl Jam, dan Soundgarden. Band-band itu sempat membuat pencinta metal terhenyak, karena mereka tampil dengan gaya berbeda: distorsi gitar berat dan lirik bernada kefrustrasian.

Semakin ke belakang, musik rock seolah semakin jauh dari akarnya. Bahkan, di era 2000-an banyak yang menyebut sebagai era kematian musik rock. Karena relatif stagnan dan tidak berkembang serta mengarah ke industrial yang lebih mengandalkan teknologi digital. Jika boleh disebut, era 2000-an hanya mengembangkan rock menjadi genre emo, dengan ciri khas musik yang melodius, disertai lirik yang ekspresif dan berisi pengakuan. Yang di antaranya diwakili Jimmy Eat World, Dashboard Confessional, dan My Chemical Romance, serta grup-grup 'aneh', seperti Coheed and Cambria dan Panic at the Disco.

Generasi awal musik rock mungkin tak akan pernah menyangka jika perkembangan musik ini akan terlihat sangat jauh meninggalkan akarnya. Musik rock yang awalnya berasal dari musik kulit hitam akhirnya justru identik dengan musik kulit putih meski kemudian sebagaian genrenya kembali mengawinkan rock dengan black music.

Lalu, bagaimana dengan kaum kulit hitam sebagai pemilik asal musik ini? Rupanya kaum Afro Amerika tak begitu menyukai ingar bingar hard rock dan metal yang disukai orang-orang bule. Kaum kulit hitam tetap mempertahankan nuansa blues, namun dengan dimainkan secara lebih ekspresif. Jika kulit putih menciptakan berbagai jenis genre rock, kulit hitam menciptakan sebuah aliran musik baru, yaitu jazz. Berangkat dari jenis musik inilah kemudian berkembang dan melahirkan genre-genre black music seperti swing, funk, R&B, fusion, disko, dan rap. [Habis]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun