Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berdakwah Dengan Persuasi Bukan Emosi

8 Mei 2023   11:30 Diperbarui: 8 Mei 2023   12:21 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://app.leonardo.ai/ai-generations

Banyak orang yang menghalalkan segala cara  agar orang lain mengikuti hasratnya. Baik itu dalam konteks dakwah personal maupun dakwah kelompok sekalipun.

Dewasa ini, cara yang demikian jusstru terkesan sangat kuno, bahkan tak lagi berdampak signifikan untuk mencapai apa yang diinginkan. Hasilnya, mereka hanya mendapatkan kebencian sekaligus cercaan dari banyak pihak.

Sebelum terjun kedalam pembahasan dakwah persuasive, kita perlu mengetahui masalah lawan bicara dan/atau latar belakangnya terlebih dahulu. Menurut Oh Su Hyang, untuk menaklukan hati komunikan, seorang pendakwah harus menerapkan rumus :

Comunication = Quetion x Praise x  Reaction 

Yang berarti, komunikator atau pendakwah harus lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara guna menguak isi hatinya. Itu karena mendengarkan situasi dan permasalahan adalah kunci dalam dakwah persuasive itu sendiri. Tidak semena-mena mempersekusi tanpa adanya tabayyun dari detailnya masalah.

Nah, setelah menguasai algoritmanya, maka langkah terakhir dari dakwah persuasive harus dilumas oleh beberapa teknik.

Menurut Oh Su Hyang, dalam bukunya "Komunikasi Itu Ada Seninya", ada 4 teknik dalam persuasi untuk menghadirkan "Ya" sekaligus memberikan hasil yang diinginkan :

1. The Law of Authority "Hukum Otoritas"

Yaitu meminjam wewenang atau dalil untuk memperkuat suatu ucapan. Contoh :

A : "Rokok itu kan tidak baik.. Berhentilah merokok. Sebagai seorang muslim kamu juga harus menghindari syubhat-syubhat.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun