Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggilan Terakhir

26 Februari 2023   21:29 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://app.leonardo.ai/ai-generations

Tepat pukul dua pagi.
Belum berhenti kudendangkan ayat suci. Tangannya yang kupegang mulai mendingin. Matanya setengah terbuka melihatku.

"Ya Allah Gusti.. sakit.." Gumamnya berulang kali.

Saat itu, aku panik. Tiba-tiba monitor pasien merekam adanya aritmia. Detak jantungnya melemah.

Langsung kuberlari keluar memanggil dokter.

"Dokter.. Ibuk saya dok.. Ibuk saya" Ucapku tergagap-gagap.

"Baik, sebentar"

Dokter yang masih berjaga, berkumpul. Dengan gesit mereka bersiap. Terlihat, salah satunya membawa alat pacu jantung.

Aku menggigit jari, berusaha untuk menahan tangis.

"Adek tunggu disini ya" Katanya.

Aku mengangguk pelan.

Di dalam sana, terliha tubuh Ibuk terus berguncang saat jantungnya dipacu. Mataku tak kuasa lagi melihat. Hanya bisa menangis dan menangis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun