Tepat pukul dua pagi.
Belum berhenti kudendangkan ayat suci. Tangannya yang kupegang mulai mendingin. Matanya setengah terbuka melihatku.
"Ya Allah Gusti.. sakit.." Gumamnya berulang kali.
Saat itu, aku panik. Tiba-tiba monitor pasien merekam adanya aritmia. Detak jantungnya melemah.
Langsung kuberlari keluar memanggil dokter.
"Dokter.. Ibuk saya dok.. Ibuk saya" Ucapku tergagap-gagap.
"Baik, sebentar"
Dokter yang masih berjaga, berkumpul. Dengan gesit mereka bersiap. Terlihat, salah satunya membawa alat pacu jantung.
Aku menggigit jari, berusaha untuk menahan tangis.
"Adek tunggu disini ya" Katanya.
Aku mengangguk pelan.
Di dalam sana, terliha tubuh Ibuk terus berguncang saat jantungnya dipacu. Mataku tak kuasa lagi melihat. Hanya bisa menangis dan menangis.