Hari kembali normal seperti biasanya. Mengkaji kitab suci sudah menjadi tradisiku disana. Di akhir pekan, selalu kutelepon Ibuk seperti biasa. Menanyakan kabar. Sesekali, gelak tawanya terdengar sejuk mendinginkan. Hanya saja semburat senyumnya tak tampak.
Hingga tiba sore itu. Dikala sedang syahdunya melantunkan ayat suci, teman sejawatku tiba-tiba mendatangi. Membuatku terheran.
"Sudah kucari kemana-mana ternyata disini" Sahutnya, dengan napasnya yang masih tersengal.
"Kenapa?" Jawabku, mataku menatapnya penasaran.
"Ustadz Heru nyariin kamu. Katanya penting. Ayo ikut"
Belum sempat kubertanya, tangannya sudah awal menarikku berdiri. Mengantarku menuju kantor siswa sambil berlari.
Tok Tok Tok
"Assalamualaikum, Ustad" Sapa kami berdua, langsung masuk.
"Waalaikumussalaaaam. Akhirnya kamu datang juga. Ini, daritadi kakakmu terus menelepon. Ingin bicara denganmu" Jawabnya, sambil memberikan handphone ditangannya.
. . .
Hujan terus mengguyur dengan deras. Dari balik kaca, cahaya-cahaya lampu terlihat remang. Tertinggal cepat oleh laju mobil yang kutunggangi.
Dreddd!
Handphone-ku bergetar dalam saku.
"Sudah berangkat dek?" Tanya kakakku memastikan.