Sakit kedua: Degradasi Moral
Moralitas bangsa ini juga butuh suntikan vaksin, butuh asupan gizi agar masyarakat kita memiliki kekebalan terhadap godaan manipulatif, koruptif, narkoba dan penyakit sosial lainnya.
Ah, sakit banget yang satu ini. bahkan kronis. Masa sih. Berlebihan? Kalau ragu, duduk aja di depan layar televisi cukup 1 jam. Pasti disana kita bisa mengumpulkan sejumlah peristiwa kriminalitas dan kejahatan yang dilakukan oleh putra putri bangsa ini yang korbannya saudaranya sebangsa.Â
Disana ada pembunuhan gara-gara asmara, perampokan, pencurian, narkoba, tipu menipu atas nama investasi, tawuran antar geng dan gang. Belum lagi korupsi. Pejabat publik ga kapok-kapok. Masih bisa senyum sumringah depan kamera lagi, waduh.
Sakit ketiga: Kebebasan berekspresi
Sakit yang terakhir ini akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan. Ini tentang ruang kebebasan berekspresi di negeri demokrasi. Boleh bicara, boleh kritik, boleh curhat dan mengeluarkan semua uneg yang mengganjal tetapi ingat norma atasnya.
Tentang yang satu ini belum ada diagnosis yang pasti atasnya, terutama terkait dengan siapa sebenarnya yang sakit? Pemerintah atau masyarakatnya? Bisa keduanya.Â
Melanda pemerintah jika penyelenggara negara anti kritik, tetapi hemat saya saat ini fenomena ini tidak menonjol. Ruang masih diberi kok, hanya saja pemerintah tetap mengingatkan warganya, boleh kritik tetapi ingat caranya, sertai pula dengan data yang akurat, biar tidak jadi hinaan dan fitnah.
Kita butuh 'obat' untuk menyembuhkan
Seperti halnya ketika kita sakit, kita butuh obat, butuh dokter dan perawat, demikian juga dengan bangsa ini. butuh obat penyembuh.
Obat penyembuhnya apa? Kalau tentang covid-19 Maaf saya orang awam dalam bidang ini. tetapi dari banyak informasi yang saya liput dikatakan bahwa sampai saat ini dunia kedokteran belum menemukan obat penyembuhnya, yang ada adalah vaksin, dan beberapa obat yang kasiatnya untuk menaikan imun tubuh, memperkuat imunitas sehingga tidak mudah terpapar.