Makanan jenis ini A lebih bergensi ketimbang jenis B, dan sebagainya. Sayangnya lagi jika label ini menjadi dominan ketimbang pertimbangan higienisitas dan kebutuhan nutrisi untuk tubuh.
Kini saatnya masyarakat Indonesia kembali ke asalnya. Bangsa singkong. Apalagi di musim pandemi ini bagi masyakat di pedesaan yang memiliki cukup lahan daripada terus bergantung pada bantuan sosial dari pemerintah lebih baik bercocok tanam, menanam singkong, jagung, keledai, ubi jalar dan aneka pangan lokal lainnya.Â
Sehingga ketersediaan pangan tetap terjamin di tengah masyarakat. Bukankah negara kita ini seperti yang digambarkan oleh Koes Plus dalam syair lagunya: orang bilang tanah kita tanah surga,tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Rasanya ironis: bangsa yang memiliki tanah yang subur tapi terus impor pangan.Â
Maka kini saatnya pemerintah mengedukasi dan mengkampanyekan kecintaan kepada pangan lokal. Sambil terus membekali masyarakat melalui pelatihan-pelatihan dalam hal pengolahan pangan lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI