Pada kesimpulan dari yang saya tulis bahwa ada orang yang beranggapan permainan Debus sama dengan sulap, ada juga orang yang ditusuk dengan besi runcing ataupun digorok dengan benda tajam itu sebagai atraksi pemain untuk mengelabui penonton dan ada yang mengatakan bahwa pemain memiliki jiwa mistis dan dibantu jin.Â
Padahal, apa yang dilakukan para pemain benar-benar terjadi seperti yang terlihat, tidak mengelabui para penonton, para pemain Debus juga harus memiliki jiwa dan hati yang bersih atau suci. Oleh karena itu, tidak bisa disamakan dengan pertunjukkan sulap di mana segala gerakan yang dilakukan pemain sulap adalah karena kepandaian dan kecepatan gerak. Sedangkan, debus dihubungkan dengan adanya kekuasaan dari Tuhan Yang Maha Esa. Kekebalan yang dimiliki oleh pemain Debus adalah karena kekuasaan Tuhan yang telah diberikan kepada manusia bila manusia itu mau mencari dan mempelajari dengan disertai keyakinan akan adanya kekuasaan Tuhan.
Refrensi Buku
Iwan, dkk. 2021. "Studi Kebantenan Dalam Catatan Sejarah". Tangerang: Media Edukasi
Indonesia.
Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. 2018. "Ensiklopedi Islam
Nusantara". Jakarta Pusat: Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
K. Hadiningrat. 1982. "Kesenian Tradisional Debus". Jakarta: Proyek Media Kebudayaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H