Mohon tunggu...
Nurwendo Haricahyadi
Nurwendo Haricahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Anak Kolong Yang Gemar Menulis

1. Ketua DPP KNPI 1996-1999 2. Ketua PP Generasi Muda FKPPI 1998-2001 3. Wakil Sekretaris Dewan Pertimbangan Generasi Muda FKPPI 2008-2018 4. Anggota DPR/MPR RI 1997-2002 5. Dosen 1984-Sekarang 6. Penulis Buku 2020-Sekarang 7. Penulis Di UC We Media 2017-2020

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Batu Pirus Pinklon

5 Februari 2022   20:36 Diperbarui: 5 Februari 2022   20:38 3631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen pribadi 

Saya mengenal Pirus Pinglon pada tanggal 3 Maret 2017. Saat itu saya melihat di lapak
online langganan saya yang menjual sebuah bongkahan batu Pirus yang oleh pelapaknya disebut sebagai batu Pirus Pinglon atau Sodalite.

Berbeda dengan batu Pirus yang pernah
saya lihat, batu Pirus Pinglon ini berwarna mayoriras biru tua namun ada guratan warna
putih yang membuat batu akik tersebut terlihat menarik.

Tanpa pikir panjang, sayapun memutuskan untuk membeli bongkahan batu Pirus Pinglon
tersebut yang saya lihat di spesifikasinya ukuran bongkahan batu Pirus Pinglon itu cukup
besar.


Tiga hari berselang bongkahan batu Pirus Punglon sudah tiba di rumah saya. Bongkahan
batu Pirus Pinglon tersebut lalu saya rendam dengan air hujan. Dalam kondisi basah,
guratan putih dari bongkahan batu Pirus Pinglon tersebut terlihat lebih jelas.


Setelah terendam air hujan selama beberapa hari, tanggal 10 Maret 2017 bongkahan
batu Pirus Pinglon saya bawa ke tempat pembuatan batu cincin di Pasar Segar Depok
setelah membuat janji dengan Edo sang pengrajin. Di kiosnya, Edi sudah menunggu saya
dan siap meng-GOSPOL bongkahan batu Pirus Pinglon untuk menjadi sebuah batu cincin.


Edo sempat mengagumi keindahan batu Pirus Pinglon tersebut dan dia mengatakan baru
melihat jenis batu ini. 

Setelah Edo memecah bongkahan batu Pirus Pinglon menjadi tiga bagian maka yangnsatu
bagian saya berikan ke Edo kemudian satu bagian lagi dibuat sebuah batu cincin dan
sisanya saya bawa lagi ke rumah.


Sekitar satu jam, Edo sudah menyelesaikan pekerjaannya dan memasang batu cincin
Pirus Pinglon ke sebuah cincin berdimensi 20 mm x 15 mm. Setelah menjadi sebuah batu
cincin, warna biru Pirus Pinglon terlihat lebih terang manyala demikian pula guratan putihnya yang begitu indah.

Pada tanggal 16 Februari 2019, bongkahan batu Pirus Pinglon yang tersisa setelah
terendam air hujan selama dua tahun lebih lalu saya jadikan sebuah batu cincin
berdimensi 25 mm x 18 mm.

 Pembuatan batu cincin Pirus Pinglon dilakukan oleh Dedi,
sang pengrajin yang juga membuka kiosnya di Pasar Segar Depok.


Menurut sejarahnya, nama "Pirus" berasal dari kata kuno bahasa Prancis pierre
Turquoise, yang berarti "batu Turki". Dari Turki, batu itu pertama kali tiba di Eropa,
melalui rute perdagangan. Karena asal-usulnya di sekitar Turki, oleh karena itu terkait
erat dengan Timur Tengah. Arti serta warna batu ini sangat berbeda dalam budaya yang
berbeda.


Konon batu Pirus hanya ditemukan di daerah kering dan tandus, dimana asam, air tanahnkaya tembaga merembes ke bawah, kemudian bereaksi dengan mineral yang
mengandung fosfor dan alumunium. Oleh sebab persyaratan tersebut maka batu Pirus jarang sekali ditemukan di permukaan bumi. Batu Pirus ditemukan dalam berbagai warna terutama warna biru sampai hijau mineral, tidak bening seperti batu mulia lainnya. Pirus
juga selalu memiliki kotoran tembaga, sebab merupakan hasil sampingan tambang
tembaga.


Batu Pirus mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
a. Bentuknya seperti batu kali dengan permukaan halus.


b. Berwarna terutama Biru dan Hijau.


c. Kandungan kimianya dengan komposisi kimia CuAl6(PO4)4(OH)84H2O.


d. Kekerasan dalam skala : 5 -- 6 Mohs.


e. Berat Jenis sebesar 2,76 (+0,14, -0,36).
Batu Pirus yang paling berharga adalah yang berwarna biru langit yang kuat. Warna yang pucat, kekuningan, atau kehijauan memiliki nilai yang lebih rendah. 

Seiring waktu, batu Pirus biru akan menjadi kehijauan atau warnanya tidak lagi terang
sebab mengalami dehidrasi.
Batu Pirus biasanya dapat dibedakan berdasarkan warnanya, yaitu :


a. Batu Pirus Celeste : Warna biru langit ringan.


b. Batu Pirus Terang (Light Turquoise) : Warna biru terang.


c. Batu Pirus Biru : Warna biru sebagaimana biru terang namun lebih biru. Nama ini
 diberikan di Inggris tahun 1900-an.


d. Batu Pirus Menengah : Pirus dengan warna antara biru muda dan tua.


e. Batu Pirus Gelap : Pirus berwarna biru tua.


f. Batu Pirus Mutiara Mistik (Pearl Mystic Turquoise) : Warna hijau terang yang lembut.

Dua batu Pirus Pinglon yang saya miliki selalu saya rawat dengan berbagai cara salah
satunya dengan mengolesi minyak zaitun pada permukaan batu atau menggosoknya
dengan kulit binatang. Dengan perawatan yang teratur tentu saja warna dari batu Pirus
Pinglon akan semakin mengkilap dengan guratan putih yang indah ..


Alhamdulillah ..

NH
Depok, 5 Januari 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun