Mohon tunggu...
Nurwahidah
Nurwahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

perkenalkan nama saya NURWAHIDAH dengan NIM (20240110810174) saya adalah mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram, jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menelusuri Tahapan Etika dan moral dalam Pembentukan Karakter Manusia lewat teori Lawrence Kohiberg

19 Januari 2025   18:45 Diperbarui: 19 Januari 2025   17:43 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg adalah salah satu teori psikologi yang paling berpengaruh mengenai bagaimana individu berkembang dalam hal pemahaman moralitas dan kemampuan untuk membuat keputusan etis. Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan teori perkembangan moral Jean Piaget, tetapi dengan pendekatan yang lebih rinci dan bertahap. Kohlberg menyatakan bahwa perkembangan moral berlangsung dalam beberapa tahap, dan tiap tahap menunjukkan cara individu memahami dan merespons masalah moral dengan cara yang lebih kompleks seiring bertambahnya usia dan pengalaman.

A. Tahap-Tahap Perkembangan Moral menurut Kohlberg

Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat utama, masing-masing terdiri dari dua tahap. Ini berarti bahwa ada enam tahap perkembangan moral dalam totalnya. Masing-masing tahap menggambarkan cara berpikir yang lebih maju tentang moralitas dan peraturan sosial.

Tingkat 1: Moralitas Pra-Konvensional

 * Orientasi terhadap hukuman dan ketaatan

Pada tahap ini, anak-anak melihat moralitas dari sudut pandang yang sangat sederhana. Mereka lebih cenderung menghindari hukuman dan menaati peraturan agar terhindar dari konsekuensi negatif. Moralitas mereka bersifat otoriter, yaitu mereka mengikuti aturan karena takut dihukum, bukan karena pemahaman tentang apa yang benar atau salah.

*Orientasi terhadap kepentingan diri

Di tahap ini, anak-anak mulai memahami bahwa orang lain juga memiliki kebutuhan dan kepentingan. Namun, mereka masih melihat moralitas dalam konteks pertukaran timbal balik. Mereka cenderung melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi diri mereka, dengan harapan mendapatkan keuntungan atau hadiah.

Tingkat 2: Moralitas Konvensional

* Orientasi terhadap hubungan interpersonal 

Pada tahap ini, individu mulai menyadari pentingnya hubungan interpersonal dan konformitas dengan standar sosial. Mereka melakukan sesuatu untuk memperoleh penerimaan atau pujian dari orang lain, terutama orang tua, guru, atau teman. Moralitas mereka lebih berfokus pada pemenuhan ekspektasi sosial dan mempertahankan hubungan baik.

* Orientasi terhadap hukum dan ketertiban

Di tahap ini, individu memahami bahwa hukum dan peraturan sosial adalah penting untuk menjaga ketertiban masyarakat. Mereka percaya bahwa menjalani hidup dengan mengikuti aturan adalah suatu kewajiban, dan mereka sering kali merasa bahwa tindakan yang tidak sesuai dengan aturan atau hukum adalah salah.

Tingkat 3: Moralitas Pasca-Konvensional

 * Orientasi terhadap kontrak sosial   

Pada tahap ini, individu mulai melihat hukum dan aturan sebagai kesepakatan yang disepakati oleh masyarakat untuk kebaikan bersama. Mereka menyadari bahwa hukum dapat dibentuk dan diubah jika tidak lagi memenuhi kepentingan bersama atau jika bertentangan dengan hak asasi manusia. Oleh karena itu, individu pada tahap ini cenderung berpikir lebih kritis tentang keadilan sosial.

* Orientasi terhadap prinsip moral universal

Ini adalah tahap moralitas tertinggi menurut Kohlberg. Pada tahap ini, individu mengembangkan prinsip moral yang sangat mendalam dan universal, seperti keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Prinsip-prinsip ini dipegang teguh, meskipun terkadang bertentangan dengan hukum atau norma sosial yang ada.

B. Implementasi Teori Kohlberg bagi Anak Sekolah Dasar dan Semua Usia

1) Bagi Anak Sekolah Dasar:

Anak-anak usia sekolah dasar biasanya berada pada tahap 1 atau tahap 2 dari perkembangan moral Kohlberg. Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk mendekati mereka dengan cara yang dapat mengajarkan nilai-nilai moral yang lebih sederhana dan konkret. Beberapa implementasi teori Kohlberg untuk anak-anak sekolah dasar adalah:

* Pengajaran tentang Hukuman dan Kebaikan

Pada tahap awal, anak-anak belajar melalui hukuman dan hadiah. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk memberikan konsekuensi yang jelas terhadap perilaku yang baik atau buruk, serta menjelaskan mengapa perilaku tersebut benar atau salah. Misalnya, jika seorang anak menyelesaikan tugas sekolah dengan baik, mereka bisa mendapatkan penghargaan atau pujian, sementara jika tidak mengerjakannya, mereka harus menerima konsekuensi seperti kehilangan waktu bermain.

* Menumbuhkan Empati

 Dalam tahap 2, anak-anak mulai memahami kepentingan orang lain. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan mereka tentang pentingnya empati dan bagaimana memahami perasaan orang lain. Hal ini bisa dilakukan melalui cerita atau diskusi kelompok tentang bagaimana perasaan seseorang yang telah diperlakukan dengan baik atau buruk.

* Mengajarkan Nilai Kejujuran dan Keadilan

Di tahap konvensional, anak-anak mulai memahami konsep keadilan dan pentingnya berperilaku jujur. Para pendidik bisa mengajarkan anak-anak untuk selalu berlaku jujur, serta memberikan contoh konkret dari kehidupan sehari-hari tentang bagaimana tindakan jujur dapat membawa kebaikan bagi diri mereka sendiri dan orang lain.

2) Bagi Semua Usia:

Seiring dengan bertambahnya usia, individu berkembang dan semakin memahami moralitas dalam konteks yang lebih kompleks. Oleh karena itu, implementasi teori Kohlberg di semua usia adalah sebagai berikut:

* Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

Bagi remaja dan dewasa, penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis mengenai moralitas. Pendidikan moral harus menantang individu untuk mempertanyakan hukum atau aturan yang ada dan mengeksplorasi konsep keadilan yang lebih luas. Misalnya, mereka bisa berdiskusi mengenai masalah sosial dan etika seperti hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan.

* Menghargai Perbedaan Perspektif

Di tingkat moralitas post-konvensional, seseorang sudah bisa memahami bahwa nilai dan prinsip moral bisa berbeda-beda tergantung pada perspektif dan konteks. Oleh karena itu, pendidikan moral di tingkat ini harus mendorong individu untuk menghargai perbedaan budaya, pandangan, dan pengalaman hidup orang lain.

C.  Hal-Hal yang Harus Ada dalam Implementasi Teori Kohlberg

1) Pemahaman yang Jelas tentang Nilai Moral

Setiap individu, baik anak-anak maupun dewasa, perlu memiliki pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai moral dasar seperti kejujuran, keadilan, dan rasa tanggung jawab. Ini akan membantu mereka dalam mengambil keputusan moral yang baik.

2) Pembelajaran yang Berkelanjutan

Perkembangan moral adalah proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu, pendidikan moral harus dilakukan sepanjang hayat, mulai dari usia dini hingga dewasa. Pendidikan ini harus melibatkan pembelajaran aktif, diskusi, dan refleksi tentang pilihan moral yang dihadapi individu dalam kehidupan sehari-hari.

3ingkungan yang Mendukung**  

   Lingkungan yang mendukung adalah kunci penting dalam perkembangan moral. Anak-anak dan individu yang berada di lingkungan yang positif, yang mendukung nilai-nilai keadilan, empati, dan tanggung jawab, akan lebih mudah berkembang menuju tahap moral yang lebih tinggi.

Dengan demikian, teori perkembangan moral Kohlberg memberikan landasan yang kuat bagi pendidikan moral yang efektif, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, yang dapat diterapkan dalam berbagai setting, termasuk di sekolah dasar dan dalam kehidupan sehari-hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun