Mohon tunggu...
Nurwahidah
Nurwahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

perkenalkan nama saya NURWAHIDAH dengan NIM (20240110810174) saya adalah mahasiswa universitas Muhammadiyah Mataram, jurusan pendidikan guru sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelusuri Ikatan Emosional yang Membentuk Perkembangan Anak dan lingkungan Sekitar menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby

19 Januari 2025   14:50 Diperbarui: 19 Januari 2025   13:48 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori attachment (keterikatan) yang dikemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby merupakan teori psikologi yang menjelaskan bagaimana hubungan emosional antara bayi dan pengasuh utama, biasanya ibu, berkembang dan mempengaruhi perilaku anak dalam jangka panjang. Teori ini sangat penting dalam memahami perkembangan psikologis anak, terutama dalam konteks bagaimana anak merespon terhadap perpisahan dan pertemuan dengan orang tua atau pengasuh mereka.

A. Konsep Dasar Teori Attachment

John Bowlby, seorang psikiater dan psikoanalis asal Inggris, adalah pionir dalam pengembangan teori attachment. Menurut Bowlby, hubungan yang terbentuk antara bayi dan pengasuh utama adalah dasar untuk perkembangan psikologis anak yang sehat. Bowlby berpendapat bahwa attachment bukanlah sekadar ikatan emosional biasa, tetapi suatu kebutuhan biologis yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan individu.

Bowlby menjelaskan bahwa bayi dilahirkan dengan mekanisme biologis yang memfasilitasi pembentukan keterikatan, seperti menangis, tersenyum, dan menatap mata, yang dirancang untuk menarik perhatian pengasuh. Hal ini terjadi melalui proses interaksi yang bersifat timbal balik, di mana bayi mengembangkan rasa kepercayaan terhadap pengasuh dan merasa aman ketika berada di dekatnya.

B. Model Internal Kerja (Internal Working Model)

Salah satu konsep utama yang dikemukakan oleh Bowlby adalah model internal kerja. Model ini merujuk pada gambaran mental yang terbentuk dalam diri anak berdasarkan pengalaman-pengalaman awalnya dengan pengasuh. Model ini mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri, orang lain, dan dunia sekitar mereka.

Jika seorang anak merasakan bahwa pengasuhnya responsif, perhatian, dan penuh kasih sayang, mereka akan mengembangkan model internal yang positif, di mana mereka merasa layak untuk dicintai dan dapat mempercayai orang lain. Sebaliknya, jika pengasuh cenderung mengabaikan atau tidak responsif terhadap kebutuhan anak, anak tersebut mungkin akan mengembangkan model internal yang negatif, merasa tidak aman dan cemas terhadap hubungan sosial mereka di kemudian hari.

C. Penelitian Mary Ainsworth: Kategorisasi Gaya Attachment

Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika yang bekerja dengan Bowlby, mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai attachment dengan menggunakan prosedur yang dikenal sebagai "Strange Situation Procedure" (Prosedur Situasi Aneh). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi gaya attachment yang berbeda di antara anak-anak.

Ainsworth mengamati reaksi anak-anak yang berusia sekitar 12-18 bulan dalam situasi yang melibatkan perpisahan dan pertemuan dengan ibu mereka. Berdasarkan observasi tersebut, Ainsworth mengidentifikasi tiga gaya attachment utama:

  1. Secure Attachment (Attachment Aman)
    Anak dengan gaya attachment aman cenderung merasa nyaman menjelajahi lingkungan ketika ibunya hadir. Ketika ibu meninggalkan ruangan, anak-anak ini akan merasa cemas, tetapi ketika ibu kembali, mereka segera merasa tenang dan kembali bermain. Anak-anak ini percaya bahwa pengasuh mereka akan hadir untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka.

  2. Insecure-Avoidant Attachment (Attachment Menghindar)
    Anak dengan gaya attachment menghindar tampak tidak terlalu terganggu ketika ibu mereka meninggalkan ruangan dan menunjukkan sedikit reaksi emosional ketika ibu kembali. Mereka cenderung menghindari atau mengabaikan pengasuh mereka, yang menunjukkan bahwa mereka telah belajar untuk tidak mengandalkan pengasuh untuk mendapatkan kenyamanan.

  3. Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Attachment Ambivalen atau Tahan)
    Anak dengan gaya attachment ambivalen menunjukkan perilaku yang bingung atau tidak konsisten. Mereka merasa cemas bahkan ketika ibu mereka masih ada di dekat mereka dan menjadi sangat cemas ketika ibu meninggalkan mereka. Ketika ibu kembali, mereka mungkin mencari kenyamanan, tetapi juga menunjukkan perilaku marah atau menolak.

Ainsworth juga mengidentifikasi gaya attachment yang keempat, yaitu Disorganized Attachment, yang sering ditemukan pada anak-anak yang menghadapi pengasuh yang tidak konsisten atau bahkan menakutkan. Anak-anak ini sering menunjukkan perilaku yang kacau dan tidak dapat diprediksi, seperti mendekati ibu mereka tetapi kemudian menghindarinya.

D. Pengaruh Attachment pada Perkembangan Anak

Teori attachment ini memiliki implikasi yang sangat penting dalam perkembangan psikologis anak. Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung memiliki perkembangan sosial, emosional, dan kognitif yang lebih baik. Mereka lebih mampu menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, memiliki rasa percaya diri, dan dapat mengatasi stres dengan lebih baik. Di sisi lain, anak-anak dengan attachment yang tidak aman, seperti menghindar atau ambivalen, mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat di kemudian hari. Mereka dapat mengembangkan masalah kecemasan, rendahnya harga diri, atau kesulitan dalam mengelola emosi.

Kesimpulan

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya hubungan awal antara anak dan pengasuh dalam membentuk dasar bagi perkembangan sosial dan emosional anak. Keterikatan yang aman dapat memberikan rasa aman dan dukungan bagi anak dalam menghadapi tantangan hidup, sementara keterikatan yang tidak aman dapat mempengaruhi perkembangan anak secara negatif. Dengan demikian, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memberikan perhatian, responsivitas, dan kasih sayang yang konsisten kepada anak-anak mereka sejak usia dini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun