Mohon tunggu...
Muhammad Nur Wahid Abdulloh
Muhammad Nur Wahid Abdulloh Mohon Tunggu... Guru - Guru/Pembicara Nasional/Penulis/Penikmat

Dilahirkan pada tanggal 02 Oktober 1987 pada hari jumat pahing di Desa Parsih, Kecamatan Socah, kabupaten Bangkalan yang merupakan anak pertama dari empat bersaudara yang hingga sekarang berdomisili di Bangkalan, Provinsi Jawa Timur. Beberapa karya tulis yang pernah dibuat dan dimuat dalam media selama menjadi mahasiswa, antara lain: (1) Resensi Buku bertajuk Lingkungan Hidup dimuat dalam media Simpul Demokrasi Averroes Community Kota Malang Tahun 2010. (2) Puisi berjudul ALIF dimuat dalam Majalah Komunikasi UM Tahun 2009. (3) Beberapa Prosa dimuat dalam Buku Antologi Prosa PMII Komisariat Sunan Kalijaga Cabang Kota Malang Rayon Al-Maturidi Tahun 2011. Sekarang penulis aktif di Muhammadiyah Bangkalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"ML", Musyawarah Liga; Bubar atau Mati Sore!

1 Januari 2014   14:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:16 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sahabat BOFSKI: selamat malam sahabat Boegol.
Sahabat BOEGOL: selamat malam sahabat Bofski.

Sahabat BOFSKI: Gol, kita mulai dengan pertanyaan yang paling penting. Apa kekurangan utama pada generasi sekarang ini dalam keadaan pemahaman isi NDP baik secara politis, budaya dan agama di PMII? Sahabat BOEGOL: kekurangan utama ialah bahwa hasil perwujudan narasi dalam suatu teks tujuan PMII di diamkan mati tak bermakna, sehingga tak mampu menjiwai langkah gerak para pengurus dan kadernya yang kemudian berdapak sangat buruk terhadap kepercayaan masyarakat, seperti: di tendangnya PMII keluar dari "kesekretariatan" Mushalla Miftahul Khairat (yang selama ini dinunutinya) pada masa kepengurusan PMII Komisariat tahun 2011/2012 yang diketuai oleh sahabat Habiburrahman Elstifani atau lebih populer dengan Sahabat Child.

Sahabat BOFSKI: apakah itu suatu kekurangan?
Sahabat BOEGOL: memang. PMII LIGA sebenarnya dari dulu belum pernah punya tempat di Masyarakat, tidak ada pengakuan, dan tidak pernah punya peran penting yang bermanfaat atas pengaruh kehidupan ini.

Sahabat BOFSKI: bagaimana keadaan itu bisa diperbaiki?
Sahabat BOEGOL: hanya dengan suatu perombakan struktur kaderisasi. Selama kader membiarkan bahwa segala kebodohan, kemalasan, ketakpedulian, lebih mementingkan urusan pribadi, dan perzinahan di biarkan mengakar berjalan kedalam diri tubuh organisasi, keadaan tidak akan berubah!

Sahabat BOFSKI: perombakan struktur disebut apa?
Sahabat BOEGOL: disebut "ML", Musyawarah LIGA.

Sahabat BOFSKI: bubar atau mati sore?
Sahabat BOEGOL: ha. . . ha. . . itu, sahabat telah mengemukakan suatu pokok yang maha penting.

saya mulai mengatakan bahwa keadaan politis (intrik kader) selalu lebih buruk dari pada keadaan ekonomis (mengemis melalui proposal). Walau pun keduanya juga sama buruknya.

tidak akan pernah ada yang bisa menyelamatkan mentalitas kemahardikaan kader yang benar-benar mandiri selama benalu senioritas selalu mengobok-obok (mempolitisir atau menyetir jiwa kader) ditopang pula dengan penguatan pemberian rupiah dari adanya proposal yang tujuan utama dari semuanya itu yang telah mereka lakukan adalah toleransi atau kepedulain represif nan agresif.

sambil berdalih, sudah. Biarin saja, tidak apa-apa kok. yang penting masih ada yang mau mengurusi organisasi kita ini "PMII". Walau pun dalam keadaan terpaksa. Kalo tidak ada sama sekali bagaimana?, membujuk mereka saja secara halus awalnya masih kesulitan, untung akhirnya mau!

dalih tersebut merupakan toleransi atau kepedulian represif, sekaligus prinsip yang salah.

toleransi, membiarkan kader atau pengurus bekerja asal-asalan tanpa ada kesadaran serta semaunya sendiri yang penting jalan.

sedangkan represif, menutupi sikap buruk para kadernya itu semua dengan cara memberi perhatian, sok peduli, menanyakan program, agenda, dan acara serta memberi rupiah dari proposal yang dibuat asal (copy-paste) demi tetap adanya yang mau mengurusi "PMII".

yang terjadi sekarang adalah tidak adanya kemajuan atau gagasan segar yang benar-benar manfaat buat kehidupan dan masyarakat sekitar apa lagi buat organisasinya sendiri.

dan itulah soal terbesar yang timbul, apakah perubahan struktur kaderisasi akan terjadi dengan bubarnya PMII LIGA atau PMII LIGA nya MATI SORE!

kita tidak punya ahli pikir sekarang ini. sehingga kita juga tidak tahu akan dikemanakan organisasi yang sedang mereka urusi. kita juga tidak punya harapan pada mereka. di sini lah kita memasuki bidang yang sangat sulit, yaitu: falsafah sejarah keorganisasian kita.

para pelaku organisasi kita terdahulu, banyak mengatakan bahwa PMII LIGA sudah selayaknya BUBAR.

Sahabat BOFSKI: artinya, keberadaan PMII LIGA sekarang ini tidak berlaku, tidak memiliki semangat zaman?

Sahabat BOEGOL: memang itulah kesukaran yang besar. Para alumni sendiri yang kini jadi DOSEN di UM juga banyak mengatakan dan mengakui bahwa PMII kedepannya perlu BUBAR dulu setelah mati sore seperti ini. Saya pun harus mengakui, bahwa perubahan itu akan terjadi setelah melalui masa pembubaran, seperti halnya reinkarnasi terjadi setelah kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun