Mohon tunggu...
Nur Vivinn
Nur Vivinn Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

(lari/konten makan)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Belajar dan Psikologi Belajar

22 Desember 2023   17:26 Diperbarui: 22 Desember 2023   17:27 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian psikologi belajar

  Sebelum mengambil kesimpulan tentang pengertian"psikologi belajar", ada baiknya dipelajari dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh para ahli tentang"Psikologi belajar"sebagai berikut: (Mahfud,1991:12-15)

 

1. Lister d. Crow and Alice crew, PH. Dalam bukunya"educational psychology"menyatakan bahwa psikologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan praktis yang berusaha untuk menerangkan belajar sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku manusia.

2.w.S. winkel dalam bukunya"psikologi pendidikan dan evaluasi belajar"menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari psikologi praktik yang mempelajari prasyarat-prasyarat (fakta-fakta) bagi belajar di sekolah berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi belajar. James driver dalam kamus psikologi psikologi pendidikan buka kurung (di educational psikologi) yang berkenaan dengan penerapan asas dan penemuan psikologis problema pendidikan ke dalam bidang pendidikan.

3.H.Carl Witherington,dalam bukunya "Educational psychology"adalah suatu studi tentang proses-proses yang terjadi dalam pendidikan. Belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas di sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psiko fisik, menunjukkan ke perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta (kongnitif),rasa(afektif),dan karsa(psikomotorik).(2002:2).

  Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dan proses belajar dan pembelajaran.

Manfaat mempelajari psikologi belajar

        Chaplin (1972) menitik beratkan  manfaat atau kegunaan mempelajari psikologi belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan dengan cara menggunakan metode-metode yang telah disusun secara rapi dan sistematis. Kemudian Linegrand (1985) berpendapat bahwa manfaat mempelajari psikologi belajar ialah untuk membantu para guru dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik mengenai proses pembelajaran.

    Secara umum manfaat dan kegunaan psikologi belajar menurut MuhibinSyah

(2003: 18) bahwa psikologi belajar merupakan alat bantu yang penting bagi penyelenggara pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Psikologi belajar dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak bagi guru, konselor, dan juga tenaga profesional kependidikan lainnya dalam mengelola proses pembelajaran. Sedangkan proses pembelajaran tersebut adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap sistem pendidikan. Manfaat dan kegunaan psikologi belajar juga membantu untuk memahami karakteristik murid apakah termasuk anak yang lambat belajar atau yang cepat belajar, dengan mengetahui karakteristik ini diharapkan guru dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran secara optimal

  Adapun manfaat psikologi belajar (1991: 15) sebagai berikut:

  a. Meletakkan tujuan belajar

  b. Mengatur kondisi-kondisi belajar yang         efektif

c. Mencegah terjadi dan berkembangnya gangguan-gangguan mental dan emosi

d. Mempertahankan adanya kesehatan jiwa yang baik

e. Mengusahakan berkembangnya daya mampu dan daya guna dari kondisi jiwa sehat yang ada

f. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar

g. Membantu setiap siswa/siswi dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi

h. Mengenal dan memahami setiap siswa-siswi baik secara individu maupun secara kelompok

Definisi belajar

    Belajar menjadi suatu hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan belajar dapat terjadi di manapun dan kapanpun, tetapi masih saja ada orang yang menyala artikan belajar sebagai suatu kegiatan yang bersifat umum semisal anak yang disuruh ibunya untuk belajar. Tentunya pemahaman tersebut merupakan pemahaman yang kurang tepat. Belajar bukan sekedar aktivitas memerintahkan seorang anak untuk belajar .Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar memiliki tujuan untuk membentuk pribadi menjadi lebih baik dari sebelumnya. S tentu akan muncul banyak pertanyaan bila kita tidak memahami makna belajar secara mendalam. Pada dasarnya belajar memiliki makna yang sangat spesifik.

Belajar menurut beberapa para ahli yaitu:

 -Daryanto (2009:2)

  Mengemukakan bahwa belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

-Suyono dan Haryanto (2014:9)

   Belajar merujuk kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur kognitif seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu hasil interaksi aktifnya dengan lingkungan dan sumber-sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya

-M.Ngalim Purwanto(2014:85)

    Belajar merupakan suatu perubahan yang bersifat internal dan relatif mantap dalam tingkah laku melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.

-Sanjaya Wina(2008:219)

    Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor 

-winaputra,dkk(2007:19)

    Belajar adalah perubahan perilaku pada individu sebagai buah dari pengalaman atau interaksi tiga fisik yang mana akan menghasilkan perubahan yang bersifat relatif menetap.

 Jenis-jenis belajar

     Belajar sebagai suatu hal yang mendasarkan dalam pengajaran tentunya perlu perhatian khusus untuk menciptakan belajar yang baik dan efektif diantaranya yaitu dengan menerapkan teori belajar yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.Gagne dalam Uno Hamzah.B(2007:8-9),Eveline Siregar dan Hartini Nara (2014:7) mengemukakan jenis belajar ke dalam kedelapan kategori yaitu:

    -belajar isyarat: belajar dengan memperhatikan respon terhadap isyarat yang muncul. Mengacungkan jari ke mulut sebagai tanda untuk diam,

-belajar stimulus respon: belajar dengan memperhatikan antara rangsangan dengan tanggapan misal mendengarkan musik sambil manggut-manggut.

-belajar rangkaian: belajar yang menekankan kepada suatu rangkaian kegiatan menjadi satu kesatuan yang utuh misal urutan orang wudlu.

-belajar asosiasi verbal: belajar yang berhubungan dalam bentuk verbal (bahasa) pujian misal senyumnya semanis madu.

-belajar membedakan (diskriminasi): belajar dengan melihat perbedaan dan persamaan suatu benda dengan lainnya

-belajar konsep: belajar yang terkait dengan pemahaman dan penggunaan konsep

-belajar aturan: belajar yang menekankan kepada kaidah dan hukum ilmiah yang berlaku

-belajar pemecahan masalah: belajar yang menekankan pada individu dihadapkan pada masalah-masalah yang harus diselesaikan

Teori-teori belajar

      1. Teori behavioris

          Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur diamati dan dihasilkan oleh respon pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan titik teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik yang menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

  Ciri dari teori behaviorisme adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis menekankan peranan lingkungan mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan perasaan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar.

2.Teori Humanistik

   Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dapat dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.. teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilaku, bukan dari sudut pandang pengamatannya. Teori humanistik sangat mementingkan yang dipelajari daripada proses belajar itu sendiri titik teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang cita-citakan serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

Teori belajar humanistik menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi pelajaran. Dalam teori ini guru pintar sangat berperan sebagai fasilitator untuk siswa.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori humanistik dalam proses belajar mengajar.

1) guru pintar harus berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.

2) guru pintar harus berusaha tenang ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari siswa yang memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.

3) guru pintar adalah fasilitator. Guru pintar harus memberikan perhatian kepada siswa dan menciptakan suasana kelas kondusif.

4) guru pintar harus dapat mengenali dan menerima kelemahan-kelemahan pada dirinya supaya saat mengajar akan lebih tenang.

5) guru pintar harus mengetahui keinginan dari setiap siswa karena keinginan-keinginan yang ada pada setiap siswa dapat menambah kekuatan dan mendorong semangat belajar.

1. Teori belajar konstruktivisme

Konstruktivisme berasal dari kata konstruksi yang berarti"membangun"ketika masuk ke dalam konteks filsafat pendidikan maka konstruksi itu diartikan dengan upaya dalam membangun susunan kehidupan yang berbudaya maju titik teori konstruktivisme

Mendefinisikan belajar sebagai aktivitas yang benar-benar aktif, di mana peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari makna sendiri, mencari tahu tentang yang dipelajarinya dan menyimpulkan konsep dari ide baru dengan pengetahuan yang sudah ada dirinya. Adapun yang menjadi tokoh-tokoh dari teori konstruktivisme adalah driver dan Bell,J.Piaget,Vigotsky,Tasker Weatley dan Hanbury

Teori belajar konstruktivisme juga memiliki kelebihan dan kekurangan titik berikut kelebihan dan kekurangan teori konstruktivisme.

a. Kelebihan teori belajar konstruktivisme

1. Dalam proses belajar mengajar guru pintar dapat mengajarkan kepada siswa untuk mengeluarkan ide atau gagasannya dan juga melatih siswa supaya mengambil keputusan.

2. Siswa dapat meningkat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.

3. Pembelajaran yang dilakukan secara berulang-ulang akan membuat siswa lebih mudah dalam berinteraksi dan memahami pelajarannya.

4. Ketika proses belajar mengajar, siswa akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.

5. Pengetahuan yang diterima siswa lebih mudah diterapkan dalam kehidupannya

b. Kekurangan teori belajar konstruktivisme

      1. Teori ini memiliki ruang lingkupnya lebih luas sehingga terkadang susah dimengerti.

2. Tugas guru menjadi kurang maksimal karena siswa diberi kebebasan lebih.

Mungkin itu saya yang bisa saya jelaskan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun