Kenaikan harga bahan pangan seperti beras, minyak, dan gula menjadi fenomena yang sering dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Dampaknya dirasakan tidak hanya pada ekonomi rumah tangga, tetapi juga pada stabilitas sosial dan ketahanan nasional. Dalam situasi seperti ini, masyarakat dituntut untuk tetap menjaga harmoni sosial meskipun tekanan ekonomi semakin besar.
Bagi para pedagang, kenaikan harga bahan pokok menjadi tantangan besar, terutama bagi mereka yang mengandalkan bahan tersebut untuk menjalankan usahanya. Contohnya, seorang pedagang nasi, Ibu Sofia, di kawasan perumahan Tiara Candi 2 menghadapi kesulitan mempertahankan kualitas makanan dengan harga yang terjangkau. Namun, melalui pemahaman yang mendalam tentang hak ekonomi dan prinsip kemandirian dalam Pendidikan Kewarganegaraan, Ibu Sofia dapat mengembangkan strategi untuk bertahan pada situasi tersebut. Setiap hari, Ibu Sofia memulai aktivitasnya sejak pukul 4 pagi untuk memastikan semua masakannya segar, yang secara langsung memengaruhi cita rasa masakan yang ia sajikan. Dalam menghadapi tantangan ekonomi ini, Ibu Sofia telah menerapkan beberapa strategi yang inspiratif, diantaranya yaitu:
1. Mengadopsi Prinsip Gotong Royong
Ibu Sofia menekankan pentingnya gotong royong dalam menghadapi tantangan bersama. Ia membangun jaringan solidaritas dengan pedagang lain, berbagi informasi tentang pemasok bahan baku yang lebih terjangkau. Salah satu strategi Ibu Sofia yaitu dengan belanja di Pasar Gading, Kota Pasuruan dan membangun hubungan yang baik dengan para pedagang di sana untuk mendapatkan harga yang lebih bersahabat.
2. Memanfaatkan Teknologi Digital
Dengan meningkatkan literasi digital, Ibu Sofia mulai memanfaatkan platform online untuk mempromosikan produk dagangannya dan membeli bahan pokok secara kolektif bersama pedagang lain untuk menghemat biaya.
3. Mempertahankan Kualitas
Meski harga bahan pokok meningkat, Ibu Sofia tetap berusaha menjual makanan dengan harga yang ekonomis tanpa mengurangi kualitas. Ia juga menyajikan menu yang variatif, sehingga pelanggannya tetap merasa puas.
4. Keyakinan Yang Kuat Terhadap Sang Pencipta
Sebagai pribadi yang religius, Ibu Sofia rutin mengikuti pengajian ( yasinan ) mingguan. Ia percaya bahwa dengan amalan-amalan tersebut usahanya akan dilancarkan oleh Sang Pencipta. Ibu Sofia adalah pribadi yang mudah berbagi pengalaman, saat anggota kami membeli makanan dari Ibu Sofia, harga makanannya cukup terjangkau tetapi porsi makanannya banyak.
Ketika salah satu anggota kelompok kami bertanya, "Ibu kok ngasih porsinya banyak, padahal uang saya sedikit”
"saya punya anak mbak, saya mau anak saya juga di perlakukan baik di rantau" ujar Ibu Sofia.
Fenomena kenaikan harga bahan pokok juga menjadi pengingat tentang pentingnya memahami hubungan antara hak individu dan tanggung jawab sosial. Hal ini disebut sebagai "keseimbangan hak dan kewajiban." Warga negara yang memahami konsep ini akan berusaha mengatasi masalah dengan cara yang tidak merugikan orang lain.
Kegigihan, semangat serta keiklasan Ibu Sofia dalam menjual makanan dapat menjadi motivasi dan pembalajaran bagi kita semua. Bahwa tantangan sosial-ekonomi seperti ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran tentang pentingnya kebersamaan. Harapannya, warga negara tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga dapat memperkuat ketahanan sosial dengan cara:
- Membentuk komunitas yang saling mendukung, terutama di kalangan pedagang kecil.
- Mendorong pemerintah untuk mengawasi dan mengendalikan harga bahan pokok secara efektif.
- Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjagapersatuan di tengah krisis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H