Gen Z tumbuh menyaksikan orang lain yang menggunakan teknologi untuk menciptakan suatu bisnis yang menghasilkan. Sebagai pengguna pertama digital, mereka merasa siap untuk memanfaatkan pengetahuan dan menciptakan peluang bagi mereka sendiri.
4. Gen Z kurang toleran terhadap lingkungan otoriter
Terbiasanya Gen Z untuk membagikan pemikiran mereka secara publik, dan mendapatkan umpan balik secara real-time di sosial media, mengakibatkan Gen Z kurang toleran terhadap lingkungan otoriter, karena mereka mengharapkan gagasan mereka didengar dan dihormati di lingkungan kerja.
5. Gen Z merangkul perubahan
Gen Z merupakan generasi yang paling banyak mendapatkan informasi daripada remaja dari generasi lain, hal ini dapat terjadi karena terbukanya akses terhadap internet, berita, media sosial sejak mereka lahir. Informasi yang diterima dari internet, telah menampilkan peristiwa sosial dan politik yang besar, sehingga hal tersebut mungkin telah menyebabkan perubahan, dan Gen Z fleksibel terhadap perubahan tersebut.
6. Gen Z menghargai fleksibilitas
Walaupun Gen Z adalah pekerja keras, namun mereka sangat menghargai fleksibilitas kerja.
7. Gen Z sangat kompetitif
Menjadi salah satu lingkungan pendidikan terkompetitif, Gen Z yang terbiasa menerima umpan balik secara instan terhadap hasil mereka, kerap membandingkan hasil yang diperoleh dengan rekan-rekan yang lain sehingga Gen Z sangat kompetitif.
Jadi, itulah karakter dari Gen Z dalam industri kerja, sangat adaptif, fleksibel, serta tidak bisa berada di lingkungan otoriter. Jadi, siap-siap perubahan kultur perusahaan, nih setelah Gen Z masuk?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H