Mohon tunggu...
Nurul Afifah
Nurul Afifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

UIN WALISONGO SEMARANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keanekaragaman Makroinvertebrata

18 Desember 2021   07:00 Diperbarui: 18 Desember 2021   07:03 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Waduk merupakan badan perairan yang dibangun untuk membendung air sungai sehingga air yang terbendung tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan. Salah satu waduk yang dibangun oleh Pemerintah adalah Waduk Jatibarang. Menurut Hidayah et al. (2016). Waduk Jatibarang merupakan sebuah waduk yang berada di Kota Semarang. Pembangunan waduk ini selesai setelah sekitar empat tahun pembangunan dan memulai proses pengisian air pada tanggal 5 Mei 2014. Seperti waduk lainnya, Waduk Jatibarang yang berlokasi di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang ini pun memiliki fungsi utama yaitu pengendali banjir di Kota Semarang dengan membendung luapan sungai yang mungkin bisa saja terjadi akibat terjadinya musim penghujan.

Status kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan (Daud,2011) Kesuburan perairan biasanya dihubungkan dengan konsentrasi klorofil-a dan kandungan nutrien dalam badan perairan. Tinggi rendahnya kandungan klorofil-a sangat erat hubungannya dengan pasokan nutrien yang berasal dari darat melalui aliran sungai yang masuk ke badan perairan waduk. Kesuburan suatu perairan merupakan sesuatu yang penting untuk dikaji karena memberikan informasi untuk dijadikan acuan bagi pengelola maupun masyarakat yang ingin memanfaatkan kawasan perairan tersebut. Pada penelitian ini yang akan diukur untuk parameter fisik adalah suhu, dan kekeruhan, serta pH untuk pengukuran parameter kimia, sedangkan untuk parameter biologis dilakukan dengan metode biomonitoring.

Secara umum istilah biomonitoring dipakai sebagai alat atau cara yang penting dan merupakan metode baru untuk menilai suatu dampak pencemaran lingkungan (Mukono,2006). Biomonitoring adalah metode pemantauan kualitas air dengan menggunakan indikator biologis (Bioindikator). Bioindikator pada penelitian ini adalah makroinvertebrata. Makroinvertebrata air merupakan komponen biotik pada ekosistem perairan yang dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisik, kimia dan biologi suatu perairan, sehingga digunakan sebagai indikator kualitas air sungai ( Rahayu, 2009).

makroinvertebrata air memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

  1. Sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya, sehingga akan mempengaruhi komposisi dan kelimpahannya
  2. Ditemukan hampir di semua perairan
  3. Jenisnya cukup banyak dan memberikan respon yang berbeda akibat gangguan yang berbeda
  4. Pergerakannya terbatas, sehingga dapat sebagai penunjuk keadaan lingkungan setempat
  5. Tubuhnya dapat mengakumulasi racun, sehingga dapat sebagai petunjuk pencemaran
  6. Mudah dikumpulkan dan diidentifikasi paling tidak sampai tingkat famili
  7. Pengambilan contoh mudah dilakukan, karena memerlukan peralatan sederhana, murah dan tidak berpengaruh terhadap makhluk hidup lainnya.

Metode Penelitian 

Materi

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pH meter, Jala surber, Wadah sampel ( plastik/botol sampel), Sechi dist, Total Dissolved Solids Meter (TDS Meter), Dissolved Oxygen Meter (DO Meter), alat tulis, Label. Bahan yang digunakan diantaranya adalah formalin 3%. Data primer yang diambil terdiri dari data lapangan berupa data kualitas air, baik yang diukur dan diamati di lapangan maupun yang dianalisis di laboratorium. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti hasil penelitian terdahulu dan studi pustaka.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah biomonitoring dengan bioindikator makroinvertebrata, teknik yang digunakan dalam mengambil sampel adalah dengan teknik purposive random sampling, sampling dilakukan di tiga stasiun yaitu dengan pengukuran tiga titik stasiun yang akan digunakan untuk pengukuran yaitu: Stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3,  dengan pengukuran yaitu: Stasiun 1, stasiun 2, dan stasiun 3,  dengan jarak stasiun 1 ke stasiun 2 : 15 m dan stasiun 1 ke stasiun 3: 30 m.

Tahap terakhir dalam monitoring kualitas air adalah menganalisis data yang telah dikumpulkan untuk mendapatkan suatu nilai kuantitatif atau indeks. Indek penunjuk kualitas air dapat dihitung dengan beberapa cara, mulai dari cara yang sederhana hingga yang rumit. Analisis data yang dilakukan dalam biomonitoring kualitas air dengan metode Family Biotic Index (FBI). FBI adalah penghitungan indeks kualitas air yang dikembangkan oleh Hinsenhoff (1988) berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap perubahan lingkungan) dari tiap-tiap famili (Subekti Rahayu et al, 2009: 60).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun