Tidak hanya Gudeg, sebagian besar makanan di sini cenderung memiliki rasa yang manis. Ini merupakan kontrast yang sangat jelas dengan lidah anak Sumatera, yang telah terbiasa dengan makanan yang gurih dan pedas sejak kecil, tanpa sentuhan manis sama sekali.Â
Culture shock ini masih berlanjut hingga sekarang, saat saya telah mencapai semester 3, dan saya masih lebih suka mencari makanan yang pedas.
3. Kepribadian yang Lembut Orang Jawa
Ini bukan berarti mengatakan bahwa orang Melayu kasar, tetapi gaya bicara orang Melayu cenderung keras, yang mungkin terdengar kasar bagi telinga orang Jawa yang lembut.Â
Ketika kita merantau ke kota orang lain, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan budaya setempat, termasuk cara berbicara yang lebih lembut dan mengubah sedikit gaya dan nada bicara kita.
***
Itulah beberapa pengalaman culture shock yang umum dialami oleh mahasiswa rantau, terutama mereka yang berasal dari Sumatera.Â
Adaptasi terhadap perbedaan budaya ini adalah proses yang menarik dan dapat membantu kita berkembang menjadi individu yang lebih terbuka dan terhubung dengan lingkungan baru yang kita eksplorasi.
Berdasarkan pengalaman culture shock ini, saya merasa bahwa belajar di luar daerah asal merupakan kesempatan yang berharga. Ini memungkinkan kita untuk tumbuh, belajar, dan beradaptasi dengan beragam budaya yang memperkaya pengalaman hidup kita.Â
Saya merasa lebih terbuka terhadap perbedaan dan lebih siap menghadapi tantangan yang datang dalam kehidupan. Meskipun awalnya mungkin sulit, perjuangan ini akan membentuk kita menjadi individu yang lebih tangguh dan penuh pengalaman.Â
Yogyakarta bukan hanya kota pelajar tetapi juga tempat di mana kami, anak rantau, dapat menemukan makna sejati dari keragaman budaya Indonesia dan menggabungkannya dalam perjalanan pendidikan kami.