Mohon tunggu...
Nurus Sholikhah
Nurus Sholikhah Mohon Tunggu... -

Seorang ibu rumah tangga yang pengen selangkah lebih maju

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Melintasi Pekatnya Kabut Asap Ketapang

4 Oktober 2015   23:35 Diperbarui: 5 Oktober 2015   10:28 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Sabtu, 3 Oktober 2015

Tidak seperti biasanya, pagi ini benar-benar sendu ketika membuka pintu rumah, yang terlihat hanya kabut pekat. Padahal jam udah menunjukkan 06.00 WIB. masih nampak seperti waktu shubuh, matahari bersembunyi dibalik kabut. Lingkungan dan udara bersih yang tiap pagi mengawali aktivitas, kini hilang diselimuti kabut asap. Meskipun demikian, kakipun tetep melangkah. demi anak bangsa yang senantiasa semangat untuk belajar.

Aku : "Jangan lupa pakai masker mas Chandra"

Chandra :"iya bu....masih banyak jerebu y....yaklah...gelapnya (sambil melihat keluar rumah), ngape jerebu ndak ilang-ilang?"

Dengan tergesa-gesa kujawab "nanti ilang kalo hujan turun, kalo udah tidak ada lagi kebakaran hutan (sambil memakai helm dan memasang masker), ayum kite lekas berangkat, supaya tidak terlambat".

Kami kemudian berpamitan dengan bapak (suamiku) dan si mungil Alfa, membaca doa keluar rumah dan meluncur dengan motor kesayangan. Sebenarnya terasa berat di hati untuk menyekolahkan mas Chandra pagi ini. Khawatir dengan kondisi udara yang tidak sehat, meskipun sudah memakai masker. tapi perasaan khawatir itu kubuang melihat semangat anakku untuk bersekolah.

Kami berhenti sebentar di warung bubur di depan SDN 9 Benua Kayong, tentu saja untuk membeli bubur buat bekal makan siang mas Chandra. Penjual bubur heran melihat anakku masih sekolah, padahal kabut sangat pekat dan sekolahnya lumayan jauh. itulah semangat mas Chandra....kemudian kami melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan, mas Chandra bertanya,

Chandra : "dari mana datangnya jerebu ibu? ngape banyak kayak gini...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun