Â
Â
Sabtu, 3 Oktober 2015
Tidak seperti biasanya, pagi ini benar-benar sendu ketika membuka pintu rumah, yang terlihat hanya kabut pekat. Padahal jam udah menunjukkan 06.00 WIB. masih nampak seperti waktu shubuh, matahari bersembunyi dibalik kabut. Lingkungan dan udara bersih yang tiap pagi mengawali aktivitas, kini hilang diselimuti kabut asap. Meskipun demikian, kakipun tetep melangkah. demi anak bangsa yang senantiasa semangat untuk belajar.
Aku : "Jangan lupa pakai masker mas Chandra"
Chandra :"iya bu....masih banyak jerebu y....yaklah...gelapnya (sambil melihat keluar rumah), ngape jerebu ndak ilang-ilang?"
Dengan tergesa-gesa kujawab "nanti ilang kalo hujan turun, kalo udah tidak ada lagi kebakaran hutan (sambil memakai helm dan memasang masker), ayum kite lekas berangkat, supaya tidak terlambat".
Kami kemudian berpamitan dengan bapak (suamiku) dan si mungil Alfa, membaca doa keluar rumah dan meluncur dengan motor kesayangan. Sebenarnya terasa berat di hati untuk menyekolahkan mas Chandra pagi ini. Khawatir dengan kondisi udara yang tidak sehat, meskipun sudah memakai masker. tapi perasaan khawatir itu kubuang melihat semangat anakku untuk bersekolah.
Kami berhenti sebentar di warung bubur di depan SDN 9 Benua Kayong, tentu saja untuk membeli bubur buat bekal makan siang mas Chandra. Penjual bubur heran melihat anakku masih sekolah, padahal kabut sangat pekat dan sekolahnya lumayan jauh. itulah semangat mas Chandra....kemudian kami melanjutkan perjalanan.
Di tengah perjalanan, mas Chandra bertanya,
Chandra : "dari mana datangnya jerebu ibu? ngape banyak kayak gini...."