Menjadi seorang guru adalah sebuah impian yang telah menjadi nyata. Berseragam, berdiri di depan kelas dengan siswa yang duduk rapi sambil mendengarkan penjelasan guru, tenang , sepi dan khidmat, hanya suara guru yang terdengar diantara kesunyian. Sang guru begitu berkuasa untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan dipahami siswa .
Sebuah petanyaan kemudian terlintas, apakah siswa juga berbahagia? Apakah siswa mendapatkan apa yang dia cari di pembelajaran ini? Apakah mereka sudah merasa dihargai keberadaannya sebagai manusia yang memiliki bakat dan minat?
Bertransformasi bersama program Pendidikan Guru memberi jawaban atas pertanyaan pertanyaan itu. Dengan mengangkat filosofi pemikian Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan, Program ini mencoba untuk merubah cara pandang guru.
Filosofi Ki hajar Dewantara menyatakan bahwa Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.sehingga Pembelajaran di kelas seharusnya dapat menguatkan kodrat atau sifat dasar yang dimiliki agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik.
Ki hajar Dewantara juga menyatakan bahwa pembelajaran haruslah berpusat kepada anak, dengan memperhatikan sifat dasar, bakat, minat dan karakter siswa.
Pembelajaran dirancang sedemikian hingga dapat memfasilitasi seluruh aspek perkembangan siswa secara optimal dan memberi kesempatan pada anak untuk berproses dan mengkonstruksi pengetahuan dengan pengalaman pengalaman belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Pembelajaran tidka lagi terpusat pada guru yang menjadikan satu satunya sumber belajar dan penentu alur pembelajaran.
Pembelajaran juga seharusnya memperhatikan perkembangan yang terjadi masyarakat, membawa perkembangan ke dalam kelas. Pembelajaran disesuaikan dengan pengalaman yang didapatkan siswa dari lingkungan hidupnya, sehingga siswa dapat dengan mudah menghubungkan apa yang dipelajari di kelas dengan pengalaman pribadinya.
Pembelajaran seperti ini akan mencetak siswa mandiri dan dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat. Masih banyak ditemui saat ini guru tidak mampu mengembangkan materi dengan menghubungkan materi yang dipelajari dengan masalah sehari hari siswa. Sehingga siswa tidak memahami kebermanfaatan dari materi yang dipelajari dalam kehidupan mereka.
Sering kali siswa bertanya “apa untungnya saya mmepelajari materi ini? Apa gunanya mempelajari materi ini untuk hidup saya? dan sebagainya. Hal ini dapat menurunkan motivasi dan minat belajar siswa yang berakibat tidak maksimalnya prestasi yang didapat oleh siswa.
Media pembelajaran yang digunakan guru sudah seharusnya mengikuti perkembangan tehnologi yang telah berkembang pesat saaat ini. Saat ini begitu banyak platform belajar yang sudah dikembangkan oleh pemerintah dan dapat digunakan dengan bebas. Kemudahan ini menjadi tidak berarti jika guru tidak berupaya untuk me-reskilling dan retooling kompetensinya di bidang tehnologi.
Masalah masalah ini yang berusaha diselesaikan melalui Program Guru Penggerak. Dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengambil peran dalam menstransformasi pemblajaran di kelas. Menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat menghargai keberadaan siswa sebagai pribadi yang unik yang memerlukan pendekatan yang berbeda.
Pembelajaran tidak lagi hanya sebagai sebuah rencana yang berlaku “umum” tapi dirancang dengan mempertahikan banyak aspek diantaranya perbedaan kecepatan belajar siswa, gaya belajar, kesiapan belajar dan modalitas siswa lainnya.
Guru bisa memvariasikan model pembelajaran yang digunakan di kelas termasuk diantaranya adalah media yang digunakan. Misalnya jika pertemuan sebelumnya menggunakan media Video untuk melayani siswa dengan gaya belajar visual, di pertemuan berikutnya dapat direncanaan pembelajaran di luar ruangan atau model pembelajaran “windows shopping” untuk melayani siswa dengan pembelajaran kinestetik dan sebagainya.
Pembelajaran yang menyenangkan akan meningkatkan minat dan kebahagiaan siswa dalam pembelajaran, maka guru harus dapat menciptakan suasana menyenangkan dengan menyelipkan permainan, games atau ice breaking yang sesuai dalam pembelajaran sehingga siswa tidak menganggap pembelajaran sebagai aktivitas yang membosankan.
Program Guru Penggerak, telah membuat guru guru tergerak untuk bergerak dan menggerakkan komunitas untuk menjadi agen perubahan dengan menjadi guru yang berkemampuan tinggi, berbudi pekerti halus dan trampil dalam menyelesaikan masalah masalah dalam pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H