Mohon tunggu...
Sumiani
Sumiani Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - in sya Allah bisa

ditanganmu ada karya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keterkaitan antara Coaching, Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional dan Peran Pemimpin Pendidikan

8 Desember 2022   19:10 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:20 4094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran guru yang terdapat pada poin ketiga berupa mendorong kolaborasi. Hal ini sejalan dengan proses coaching.  Kita ketahui bahwa coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Di sisi lain Whitmore (2003) juga mengatakan bahwa coaching merupakan kunci pembuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar dari pada mengajarinya. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai "...bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif."

Berdasarkan tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa coaching merupakan sebuah upaya mengantarkan diri seseorang dari satu kondisi menuju kondisi lain yang lebih baik. (coache adalah orang yang sudah mahir/ahli tetapi dalam kondisi yang kurang baik sebelum melakukan kegiatan coaching), coaching meningkatkan kompetensi personal dan profesional, coaching bukan kegiatan memberi tahu, melainkan kegiatan menanya (asking) untuk membangkitkan motivasi (belum mau menjadi mau, belum sadar menjadi sadar). Seorang coach dalam kegiatan coaching menggali dan memotivasi solusi dari masalah yang dialami coachee. Melalui kegiatan coaching diharapkan coachee menemukan solusi dari masalah yang dialami dengan kembali sadar dan tanpa ajakan maupun paksaan dari seorang coach (mandiri).

Paradigma, Prinsip, Kompetensi Inti Coaching

Untuk menjadi seorang coach yang baik selayaknya seorang guru mampu memahami paradigma berfikir coaching, menerapkan prinsip coaching, serta memiliki dan menguasai kopetensi inti coaching.

Paradigma berfikir coaching meliputi :

Fokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan,

Bersikap terbuka dan ingin tahu,

Memiliki kesadaran diri yang kuat,

Mampu melihat peluang baru dan masa depan

Prinsip coaching meliputi:

Kemitraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun