Hanya saja, destinasi yang magis dan memukau, tentu sepaket dengan resiko bahaya yang siap mengintai. Tidak sedikit wisatawan yang tergelung ombak, manakala hendak selfie/ berfoto di Pantai Klayar ini. Ketika saya mencoba untuk merangsek agak ke tengah, Ibu saya bolak-balik berteriak panik, "Jangaan dek....!"Â
Tapi, ombak pantai Klayar seolah-olah memanggilku untuk mendekat.... dan terus mendekat....
"JANGAAANNNN!" ibuku semakin berteriak dari kejauhan.
Saya menoleh santuy.Â
"Jangan dekat-dekat. Ini ombak pantai selatan, bahaya!"
Ombak pantai selatan berbahaya? Apakah ini sekedar mitos?
"Sudah banyak yang jadi korban, keseret ombak pantai. Sudah! Jangan dekat-dekat! Ambil foto dari sini saja."
Yeah, inilah momentum yang kerap membuat batin cenat-cenut. Di satu sisi, ingin melampaui rasa takut, dengan bergumul lebih dekat bersama alam. Tapi, sosok ibunda... apa iya kita bakal mengabaikan alarm peringatan yang bersumber dari ia?
*
Ya sudah. Saya pun memilih untuk main aman. Main pasir bareng anak dan para keponakan. Tak mengapa, toh berada di Pantai Klayar tetap menerbitkan sensasi bahagia tanpa umpama. Saya menyesap daya magis yang dihadirkan pantai ini. Membius jiwa. Ombaknya seolah-olah memanggil saya untuk mendekat dan terus mendekat...."Sini... sini! Ke marilaaah... Bersenang-senanglah bersama kami....!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H