So, kalau ada undangan Bukber berbandrol wadidaw, yaaaa cobalah analisa diri kita sendiri. Apa iya, kita nggak nyesel kalo sudah ngeluarkan ongkos segitu banyak? Mending uangnya dialokasikan buat hal lain kan ya? Begitulah, sebagai kaum mendang mending, saya juga SANGAT SERING menolak undangan Bukber kok.Â
See? Kuncinya memang ada pada diri kita sendiri. Bisa apa enggak kita mengendalikan/mengontrol nafsu, supaya nggak main "iya iya aja" manakala diajakin Bukber. Yapp, ga ada salahnya kok kalau kita tetap jalin silaturahmi via Bukber, asalkan kewajiban ibadah dll nya sudah terpenuhi dengan baik, ya. Selalu ingat kredo "There is no free lunch" so, meskipun (misalnya) kita diajakin Bukber dan ada yang traktir, percayalaaaahhh..... ga ada yang Full gratis di dunia yang fana ini.Â
Oke gais, Ramadan udah nyaris pamit sebentar lagi, yuk lah kita bertekad untuk jadi orang yang makin baik dan mengalami progress/kemajuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H