Setelah disepakati lokasi yang OK, ada tips lagi nih, supaya hemat di ongkos. Cari teman yang rutenya searah. Trus janjian deh buat berangkat atau pulang bareng pas bukber. Nanti ongkos BBM atau taxi online-nya bisa patungan kan? Mayaaannn *kekepin dompet* * biar ngirit*
(2). Pilih Menu Secukupnya dan Jangan FOMO
Jangan makan gengsi deh, kalo bukber! Kalau emang kita baru mampu beli menu kisaran 25ribu/orang, ya sudah... stick with the budget. Ga usah memaksakan diri, apalagi FOMO (fear of missing out). Kadang nih yaaa, kita tuh nyadar kalau kapasitas lambung enggak banyak.Â
Tapiii, gegara mengikuti konten food influencer, ehhh kita malah pesan segabruk menu. Atau, kita terpengaruh dengan teman yang demen order menu fancy dengan banderol yang nggak murah sama sekali. Hadehhh, ingat ingaaattt, masih banyaaakkk tagihan dalam hidup! Jangan habisin duitmu hanya untuk bukber yah shaaayyy
(3). Bungkus Makanan yang tidak Habis
Udahlah pesannya kalap, ujung-ujungnya bisa ditebak: Makanan nggak habis. Ini hadehhh banget siik. Coba kita pahami yah, jumlah sampah makanan (food waste) yang meningkat selama Ramadhan adalah fakta yang menyedihkan, karena berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan. Fenomena ini juga lekat dengan sikap abai terhadap nilai Islam. Apa itu? Yap, sikap mubadzir, yang mana ini lekat banget dengan syaitonirrojim!
Udah gitu, kalau ditinjau dari sisi kesehatan, food waste ini nggak ada bagus-bagusnya dan justru mengakibatkan dampak super duper negatif.  Pada sampah yang menumpuk dan membusuk terdapat banyak penyakit dari bakteri dan virus, seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit kulit. Dampak food waste terhadap lingkungan jelas banyak banget. Di antaranya, mendatangkan bau yang tidak sedap dan mencemari lingkungan.
Tips dari saya: BUNGKUS saja sisa makanan yang udah terlanjur dipesan. Kalau pesan ke mbak/mas pelayan, kuatirnya bakal kena charge yaa? Bungkus makanan dari resto biasanya terbuat dari stereofoam, yang mana nggak ramah lingkungan sama sekali.Â
Apalagi, mostly kerjaan mbak/mas pelayan juga udah overload banget kan? Kasihan kalau kita request take away, makin rempong dah ntar. Maka... solusinya, bawa dah kotak taperwer alias food container/ kotak bekel dari rumah! So, kita tetap bisa membungkus makanan TANPA ada perasaan bersalah. Sampai rumah, makanan tadi bisa dihangatkan di atas kompor/ microwave oven gitu kan.
No boncos, no mubadzir, no food waste!
(4). Bukber di rumah aja
Kalau masak sendiri untuk acara Bukber tuh jatuhnya lebih hemat, lho. Selain itu, kita juga bisa quality time bareng sahabat, dengan acara masak bareng sebelum adzan berkumandang. Aseliik, ini bakal jadi experience yang berkesan. Karena selama ini, Bukber kan identik dengan nungguin masakan orang lain. Yuk lah, sekarang kita bisa kok berperan jadi "chef dadakan"!Â
(5). Berani Berkata "Tidak" kalau ada ajakan Bukber yang "Nggak Mashook"
Tiap orang punya kondisi yang berbeda. Mungkin ada yang menganggap ongkos 300 ribu untuk sekali Bukber tuh wajar saja. Tapiii ada juga kalangan yang keberatan dengan rentang harga segitu.Â