Harus diakui, metamorfosa dari career lady menjadi stay-at-home-mom... terkadang menjadi fase yang super mengerikan. Apalagi kalau kita tipe achiever. Saya sempat berada di fase itu, dan rasanya stressful!
Mendingan stres ngadepin tuntutan boss dan aneka deadline yang berkejaran, ketimbang stres ngurusin anak yang GTM (Gerakan Tutup Mulut), anak yang masih ngompol dan BAB tidak pada tempatnya, anak yang membantah apa kata Mama, dan seterusnya dan semacamnya.Â
Apalagi, stres ngurusin anak plus.... engga pegang duit dalam jumlah yang cukup. Ada perasaan "I'm worse than another career ladies"Â karena hidup kita cuma berkutat di popok, ompol, gumoh, nyiapin makanan bayi and so on and so on.Â
Banyak banget perempuan yang ketika masih lajang punya prestasi super-duper wow, kemudian harus merasa "terbelenggu" dalam ikatan rumah tangga. Bisa jadi karena panggilan jiwa, atau lantaran suaminya yang minta dia kudu jadi full-time-mom.Â
Lalu... saya mulai menyesali "keputusan bodoh" untuk resign. Karena ternyata jiwa wanita karir saya meronta-ronta. Apalagi, ada saudara sepupu (perempuan, punya 2 anak kecil) yang karirnya kian moncer, melesat jauuuhhh meninggalkan saya yang terus-menerus meratapi nasib, lantaran merasa useless di umur 25. Hiks hiks hiks.... Apakah ini pertanda semi-depresi?Â
***
Setiap orang punya jatah GAGAL
Habiskan jatah gagalmu, ketika kamu masih muda!
Kemudian, saya coba untuk banyak baca Quran, melakoni ibadah sunnah, coba untuk bermeditasi, tetap keep in touch dengan sahabat, intinya saya nggak boleh membiarkan perasaan 'nyaris depresi' ini berlarut-larut dalam jiwa.Â
Saya berhenti membandingkan hidup dengan orang lain, karena heyyy.... "Comparison is The Thief of Joy!"
Saya tahu, bahwa secara duniawi (harta dan tahta) keputusan untuk resign membuat saya merasa jadi pecundang. Akan tetapi, dalam hidup ini, selalu ada hal-hal baik yang bisa kita jadikan bahan bakar syukur kan?Â
Allah anugerahi saya bayi yang lucu, sehat, mungil, dan saya bisa berkontribusi seoptimal mungkin, untuk menjadi ibu yang baik dan membaikkan anak sholeh ini.Â
Ya sudah.Â