***
Saya awalnya memasang ekspektasi kelewat tinggi, karena sutradara film ini adalah Edwin. Yep, Edwin ini sutradara yang gemar mengeksekusi film dengan style yang quirky, nyentrik dan anti-mainstream. Banyak symbol yang bermain dengan sangat ciamik di film besutan Edwin. Melihat film-film besutan dia yang terdahulu, saya berharap ada sesuatu "strong message" yang dia lontarkan. Dan, sorry to say... ternyata harapan saya terlalu tinggi. Aruna dan Lidahnya tergolong 'entertaining movie', pesan yang disodorkan kurang "menyodok".
Tapiii... ya gimana lagi, mungkin kali ini Edwin memang kudu meng-create film yang 'gemes-gemes' gitu. Bukan tipikal thriller, atau romansa yang dark, sebagaimana "Posesif" yang juga diproduksi Palari Films.
Anyway.... Kelar nonton film ini, hati saya lumayan bungah. Terhibur dengan aneka celetukan Bono and the gang yang ada di situ. Buat kalian, jangan lupa untuk bareng-bareng saksikan "Aruna dan Lidahnya" mulai 27 September yak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H