Pertengahan Juli lalu, ada sebuah kejadian traumatis yang menimpa saya. Udaah, nggak perlu saya jelasin dengan detail, yak... Nggak penting juga kok. Tapi, intinya, insiden itu lumayan membuat kalbu saya bergejolak. Depresi ringan pun tak terhindarkan.
Saya sampai menolak ajakan beberapa teman untuk hang out bareng. Termasuk undangan untuk brainstorming dengan Walikota Surabaya, emak kesayangan kami, Bu Risma.Â
"Aku lagi butuh break, Mbak. Kudu istirahat di rumah dalam beberapa hari ke depan," gitu saya berkilah, manakala mbak Avy, dedengkot KONEK (Kompasianer Nekad) mengajak untuk meet up with Bu Risma. Alasan serupa juga saya sampaikan ketika ada event dengan salah satu artis yang pengusaha cakes kekinian di Mall Surabaya.Â
Tapi, masa iya sih, saya kudu mengungkung diri terus-menerus? Trauma ini harus dienyahkan, depresi kudu dilawan!Â
Saya bisa menolak beragam undangan untuk gathering bareng orang penting, atau selfie-selfie hore bareng artis yang juga pengusaha cakes.Â
Khusus undangan satu ini, mana bisa saya menolaknya?
Yap! Kompasiana onLoc yaitu Factory Trip ke Pabrik Es Krim kesayangan kita semua! I'm talking about PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
Rasanya gembira bukan kepalang, manakala email dari admin Kompasiana mendarat di inbox. Kompasiana OnLoc di Pabrik Campina..... Duh, menyebut nama "Campina" saja, sudah membuat kalbu ini begitu merindu. Sepekan sekali, saya selalu beranjangsana ke freezer di minimarket, demi meraih es krim kesayangan. One of my favorite, adalah es krim Hula Hula durian. Es krim duren punya Campina, memang tiada duanya.
Dan..... inilah yang dinamakan cinta yang menemukan jalannya. Pagi itu, selasa, 31 Juli 2018, aku begitu bersemangat untuk segera cuss ke pabrik Campina.Â
Sudah terbayang deretan es krim penggugah selera, kuraih jilbab kuning, dan langsung mengajak rider GoJek special (yaitu kakak kandungku sendiri!) untuk menuju Rungkut Industri II nomor 15-17.
Tidak butuh waktu lama untuk segera sampai di sana. Dan tidak butuh durasi panjang untuk langsung blend in dengan semua Kompasianer. Wow, banyak yang dari luar Surabaya, ternyata! Ada yang dari Madiun.. bahkan dari Bali! Luar biasa, wagelaseeeeehh!
Kontan saja, aura bahagia bermunculan dari segenap penjuru. Kami langsung terlibat haha-hihi dan bikin vlog spontan. Bahagiaku kian bertambah, manakala kulihat patung Spongebob segede dosa (dosanya Mr Krab campur Squidword) yang bertengger di halaman pabrik.
SPONGEBOOOOOBB!!
Jilbabku kuning. Spongebob juga kuning. Aaaaak! Aku langsung ambil posisi di depan character kesayangan. Yap, es krim Spongebob persembahan Campina juga menjadi salah satu entitas yang sukses mengambil hatiku.
"Yak.... Kompasianer dan vlogger, sekarang kita bersiap-siap masuk ke areal pabrik ya. Ada beberapa rules yang harus kita taati. Di antaranya, kita harus sanitize dulu, sebelum masuk," ibu Anis, dari Campina menyambut kami. Bodinya tinggi menjulang, berpadu paras rupawan. Asertif, tangkas, cerdas, sekaligus passionate dengan tugas yang ia emban.
![Pakai Hand sanitizer dulu yak (foto by: Arif Khunaifi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/campina-sanitize-5b6948385a676f5a1123448e.jpg?t=o&v=770)
Masuk toilet aja lho, ada ritual yang kudu dipraktikkan. Sepatu kudu dicopot! Lalu, dengan beralaskan kaos kaki, kita masuk ke rest room, dan siap berganti dengan slipper (alias sandal ala kamar hotel). Sedetail itu! Toilet juga kudu dalam kondisi kering, dan ketika mau keluar dari situ .... Kita wajib cuci tangan pakai sabun. Great!
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/img-3753-jpg-5b69490c5e13735ec36c3492.jpg?t=o&v=770)
Next, kita diminta untuk berkumpul di BIOSKOP CAMPINA (sebut saja gitu ya, karena emang suasananya persis bioskop tempat kita nonton pilem. Bangku-bangkunya juga ngelipet otomatis gitu kalau lagi enggak dipake)
Di dalam bioskop ini, ada cewek centil dengan tingkat kepedean overdosis, yang bakal jadi host/MC kita sepanjang hari itu. Please welcome.... ERELLA!
Erella yang seharian full bertugas membuat acara Kompasiana onLoc ini berlangsung gayeng, and she nailed it! Gokiiil, nih bocah emang juara banget dah. Celetukan dan tingkah polahnya bikin suasana meriah!
Kami menyimak pemaparan seputar sejarah dan strategi branding/marketing Campina. Adalah kakak (atau dedek?) Mustofa Sa'adji yang menjadi tokoh sentral dalam topik ini. Kak Tofa berkisah soal brand architecture Campina.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/mustofa-campina-5b694659ab12ae037f52d592.jpg?t=o&v=770)
Memang kalau dulu banget, kita kerap mengasosiasikan es krim sebagai "minuman buat anak-anak." Makin ke sini, pastinya kita paham dong, bahwa es krim juga berhasil membetot hati tante-tante seperti saya.Â
Kalau lagi mellow, atau tersengat virus PMS (Pre-Menstruation Syndrome) dan ngomel-ngomel tiada akhir... sudah pasti, saya segera cuss berburu es krim Campina. Resah gelisah gundah gulana jadi menemukan terapinya.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/campina-brand-5b694676bde575605c3e86b8.jpg?t=o&v=770)
Seiring berjalannya waktu, usaha es krim Pak Darmo Hadi kian membesar, sehingga pindah ke Kawasan Rungkut Industri. Sekarang, Campina sudah jadi perusahaan Tbk, jadi kalau kamu mau beli sahamnya, bisa banget lho! Listing sahamnya PT. Campina Ice Cream Industry Tbk
Sampai di sini, saya makin takjub dengan Campina. Dibikin dengan cinta oleh seorang ayah, kemudian bertransformasi sebagai perusahaan nan menggurita. Arti Campina sendiri adalah.... Menjadi champion di mana-mana. Waw!
***
Ketika akan berkeliling ke areal produksi, setiap visitor kudu mengenakan penutup kepala. Tujuannya? Supaya rambut (dan aneka elemen yang ada di kepala, seperti ketombe, kutu dan bolo-bolonya) tidak rontok dan mengkontaminasi es krim yang bakal diproduksi. Karyawan laki juga nggak boleh melihara jenggot.
They are so much into detail.... Alur produksi, packaging dan sebagainya mengacu pada SOP (Standard Operating Procedures) yang sangat komplet dan dieksekusi dengan begitu rapih.
Daaaaannn.... Ini yang paling saya nanti-nantikan!
Kami diajak masuk ke cold storage room! Temperaturnya mencapai MINUS 30 derajat Celsius! Wohooo sudah kebayang kan dinginnya segimana?
Kami dipersilakan mengenakan jaket yang berwarna kuning, senada dengan jilbab saya :D
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/cold-storage-5b6946e7ab12ae7faf3b4fa6.jpg?t=o&v=770)
Lalu.. Masuk ke dalam lagi.... Duh, hidungku ini sudah mulai semriwiiiiingggg..... Dingiiiin bangeeeett, saya begidik... tulang belulang seolah mau prothol dari sendinya.
Bolak-balik saya lompat lompat dan menggosok-gosokkan telapak tangan.
"Mbaaaa.... Lebih dingin mana, di sini atau pas sampeyan traveling ke Amerika?" Mbak Yuniari Nukti, founder komunitas Ning Blogger Surabaya menanyai saya.
"Waaaah, lebih dingin di sini bangeeeett mbaaa, ini kan suhunya minus. Kalo di Amrik waktu itu sebelas derajat tapi enggak minus... brrrr brrrrr..." bolak-balik saya loncat, untuk menghalau rasa dingin.
"Sudah Bu Anis.... Ini saya kedinginan bangeeett, yuk kita keluar dari storage room yuuukk...." pinta saya, sambil semi-merengek ala bocah TK.
***
Sehabis dihajar dingin yang menggila, perut pun mulai tarakdungcess. Baik banget tim Kompasiana dan Campina, yang kemudian mengajak kami untuk lunch.Â
Super istimewa, lantaran menu yang disajikan dalam lunch adalah masakan untuk vegetarian! Kenapa sih, kok Campina sampai keukeuh menerapkan prinsip "Say NO to makanan berbahan daging"? Ternyata proses pengiriman dan pengolahan daging itu butuh perjalanan dan energi yang luar biasa, sehingga menambah global warming.Â
Kalau karyawan satu pabrik pegang komitmen untuk jadi vegetarian, ya kebayang sih... kontribusinya untuk mengendalikan global warming.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/kantin-campina-5b69470aab12ae037e3d93b4.jpg?t=o&v=770)
Di kantin karyawan ini, semua level membaur untuk makan bareng dengan menu yang sama. Staf sampai Direktur Campina, makan siangnya ya di sini. Keren banget yak. Jangan lupa, mereka juga harus patuh pada SOP yaitu cuci tangan pakai sabun, dan kudu dikeringkan, baik sebelum maupun sesudah makan. Dan..... tidak boleh ada SATU BUTIR nasi yang tersisa. Harus habis bis bis! (Makanya, saya cuma minta separuh porsi nasi. Takut dihukum kalau nggak habis, hahahaha)
Di kantin karyawan ini ada beberapa freezer es krim yang ngejogrok. Duuuh, saya langsung ngiler, dan bertanya ke Kak Tofa, selaku brand manager.
"Ini kami boleh ambil es krim di sini kah?"
"Oh.. Jangan mbak. Kalau yang di kantin khusus es krim untuk karyawan. Nanti vlogger dan Kompasianer makan es krimnya di Avengers Room."
Nyiahahahahahaha.. Malunyaaaaa... :D betapa saya nggak sabar pengin comot es krim Campina.
Daaaaan... surga dunia terpampang nyata di hadapan kami. Inilah Avengers Room. Ruangan yang sangat colourful, dan menyajikan semua es krim BOLEH AMBIL SEPUASNYA yang mana saja. Omigod, omigod omigoooooodddd
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/07/campina-3-5b694a3c677ffb7aec7e6682.jpg?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI