Mohon tunggu...
Nurul Rahmawati
Nurul Rahmawati Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger bukanbocahbiasa.com | IG @bundasidqi | Twitter @nurulrahma

Halo! Saya Ibu dengan anak remaja, sering menulis tentang parenting for teens. Selain itu, sebagai Google Local Guides, saya juga kerap mengulas aneka destinasi dan kuliner maknyus! Utamanya di Surabaya, Jawa Timur. Yuk, main ke blog pribadi saya di www.bukanbocahbiasa.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hiper Realitas Romantisme Pasutri (Belajar dari Ahok)

11 Januari 2018   06:14 Diperbarui: 11 Januari 2018   08:27 3625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baiklah. 

Nggak usah jauh-jauh deh. Tetangga saya juga ada yang mirip-mirip kayak gini. Kalau di luaran (misal, di acara kawinan, atau jalan sehat antar RT) romantisnya ulala banget (malah cenderung agak lebay). Misal nih.... ngelap bibir pasangan pake tisu (di acara kawinan) atau ngelap keringet sambil peluk-peluk (di acara jalan sehat). 

Orang-orang ngeliatnya ada yang "Iiiih, mupeng deh, punya pasangan romantis kayak si Bapak A..." Tapi ada juga yang sambil begidik gilo, "Kok kayak nggak nyadar umur ya? Udah tua masih sok romantis?" Hahahahha. 

Saya tentu tipikal yang skeptis, dan mempertanyakan aksi sok romantis bin lebayatun yang mereka tunjukkan. Kenapa? ya karena saya tetangganya! Saya tahu persis, bahwa di rumah.... mereka berdua ini ibarat aktivis peletup Perang Dunia ketiga! 

Itu yang namanya teriakan, "Dasaaaarrr kamu tukang selingkuuuh!! Jangan coba-coba bohongin akuuuu!!" menggema nyaris 3 kali sehari persis kayak jadwal orang minum obat. 

Barang-barang beterbangan mak krompyaaaaanggggg....! Disusul tangis kencang plus perdebatan yang terdengar hingga radius 500 meter, seolah jadi "menu sarapan" warga di RT kami. Sorry, saya bukannya mengumabr aibtetangga (Toh, saya nggak sebutkan nama dan identitasnya kan?) Tapi yang jelas, dari ini semua, saya bisa menarik satu benang merah: 

BANYAK BANGET HIPER-REALITAS YANG DIPERTONTONKAN PASUTRI entah di dunia nyata maupun maya. 

Pastinya muncul tuntutan (entah dari diri sendiri, ataupun dari society) bahwa pasutri harus tampil kompak, mesra, romantis dll. Wahai ibu-ibu.... percayalah...! 

Yang tampak mesra berlebihan itu biasanya tengah menutupi prahara yang terjadi di dalam rumah tangga mereka. Jadi, syukuri saya adanya suami kita hari ini. Mungkin, suami kita tidak romantis. Nggak bisa bikin lagu kayak Anang. Bukan aktor berpenghasilan tinggi ala Brad Pitt. Juga bukan man of the year ala Ahok. 

Mungkin, suami kita nggak pernah ngelapin sisa makanan di mulut kita. Atau ngerangkul kita pas lagi jalan sehat. Senyap dari kalimat romantitis yang penuh rayuan maut. 

Tapi percayalah.... selama ia setia dan selalu mentransfer uang bulanan tepat waktu, maka itulah yang disebut ROMANTIS sebenarnya. Bukan sekedar hiper-realitas romantisme.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun