Di antara teman-teman Kompasianer dan para pengunjung artikel ini, siapa yang sudah berpikir untuk meninggalkan LEGACY kepada anak keturunan kita?
Yak, tentu kita berharap, sepeninggal kita di dunia yang fana, tetap ada legacy yang kita wariskan. We have to optimize our legacy, di mana legacy artinya adalah  janji, harapan, cita, cinta, baik sekarang atau nanti, ketika kita ada ataupun tidak ada.
Sayangnya, terkadang kita terjegal dengan berbagai aral. Meskipun kondisi keuangan kita stabil, bukan berarti hidup akan berjalan mulus. Banyak sekali kejutan yang terjadi dalam hidup ini. Yang pada gilirannya, membuat kebocoran pada harta.
Salah satu penyebab kebocoran, tidak lain dan tidak bukan, INFLASI. Yap, inflasi adalah "maling" yang siap menggerogoti harta kita, berapapun besarnya. Tidak sedikit masyarakat yang terlena dengan jumlah aset yang dimiliki. Padahal, kebutuhan masa depan berjalan lebih cepat daripada aset. Pertanyaan selanjutnya, dengan kondisi resiko kebocoran harta, apakah income yang kita peroleh masih sejalan dengan biaya hidup, plus biaya gaya hidup? Yeah, karena terkadang biaya hidup itu nggak mahal. Yang cukup merongrong kantong adalah biaya gaya hidup, apalagi buat para social climber. (oops!)
"Masih banyak lagi ancaman pada harta kita. Di antaranya, biaya yang muncul karena kepemilikan aset, pajak, juga adanya sengketa waris," ujar Henra Sensei, di hadapan ratusan nasabah dan agen AXA Financial Indonesia. Edukasi seputar financial planning ini dipaparkan secara interaktif dalam talk show interaktif Kompasiana Nangkring bersama AXA Financial, yang mengusung tema "Rencanakan Lebih dengan 3 Pasti", Jumat 15 Juli di ballroom JW Marriott Hotel Surabaya.
Ya. Hidup di dunia memang penuh dengan ketidakpastian. Itu juga yang mencuat dalam game Praxis yang dihelat pada acara Kompasiana Nangkring bersama AXA Financial ini. Sejumlah peserta diajak untuk memainkan game (yang mirip monopoli). Ada peluang tantangan yang muncul dalam beberapa moment. Termasuk kondisi iklim investasi negatif yang membuat peserta harus rela kehilangan banyak modal untuk tetap survive bermain di game Praxis.
Punya harta dalam jumlah menakjubkan, serta bisa dipakai hingga tujuh turunan, tujuh tanjakan, bukan berarti hidup kita senantiasa nyaman-bahagia-damai-sentosa. Justru, kisruh seputar harta biasanya terkait dengan distribusi harta, di mana ada 2 cara, yaitu:
(1). Hibah, harta terdistribusi ketika si pemilik masih hidup
(2). Waris, harta terdistribusi ketika si pemilik sudah berpulang. Waris ini bisa diberikan dengan atau tanpa surat wasiat.
Ada 4 jenis hukum waris yang berlaku di Indonesia:
- Perdata
- Islam
- Adat
- Kesepakatan Bersama
Inilah ruwetnya sistem waris, karena masing-masing pihak bisa keukeh dengan argumentasi dan hukum yang ia pilih sendiri.
"Ada beragam resiko dalam perencanaan keuangan. Resiko adalah ketidakpastian yang dapat diukur. Kita sangat bisa meminimalisir aneka resiko dengan memilih instrumen yang tepat. Anda tahu, jenis-jenis harta yang bisa disita oleh pajak adalah: (1). Deposito/tabungan; Â (2). Tanah/bangunan dan (3). Saham/obligasi."
MIP, Solusi Asuransi untuk Perlindungan Aset dan Masa Depan Kita
Lantas, bagimana cara kita memberikan perlindungan terhadap aset dan masa depan? Sudah tentu kita ingin menjalani hidup dengan baik. Untuk yang masuk usia senja, ingin menikmati hidup dengan tenang, serta mewariskan nilai-nilai kebaikan kepada anak cucu.Â
Empower People to Live a Better Life
Itulah visi besar yang disandang AXA Financial Indonesia. Kehidupan yang lebih baik, ditandai dengan kondisi kesehatan fisik dan psikis yang prima, plus kondisi finansial yang menentramkan jiwa. Selain itu, kita tentu ingin menjalani hari, dengan memberikan kebermanfataan kepada orang-orang di sekitar kita. Karena itu, AXA Financial Indonesia memperkenalkan Maestro Infinite Protection (MIP).
Ini adalah produk asuransi yang "anti-mainstream" karena dapat memberikan perlindungan jiwa optimal kepada nasabah hingga umur 100 tahun! Wow... mana ada produk asuransi se-cethar ini ya kan?
Dalam momen Nangkring Kompasianer ini, Umi Basuki dari AXA Financial Indonesia memaparkan tiga kelebihan yang diperoleh nasabah dari asuransi MIP.
Pertama, kepastian perlindungan jiwa dan kecelakaan seumur hidup hingga usia 100 tahun! Ini artinya, manfaat asuransi MIP bisa dirasakan hingga tig generasi. Selain itu, nasabah juga mendapatkan 50 persen dari uang pertanggungan (UP) dasar hingga Rp 1 miliar.
Kedua, masa bayar jumlah pembayaran premi bisa dipilih nasabah, antara 5, 10, 15, hingga 20 tahun.
Ketiga, tambahan manfaat dana tunai di masa pensiun sebesar 20% dari UP Dasar ketika nasabah berumur 65 tahun.
Kita tentu tahu dan sadar, bahwa gaya hidup masyarakat Indonesia yang kian modern menjadi faktor pencetus tingginya risiko aneka penyakit berbahaya, seperti stroke, kanker diabetes melitus dan lainnya. Â
Data WHO yang dilansir tahun 2014 menyebutkan, bahwa Indonesia adalah negara dengan jumlah penderita stroke terbanyak di dunia. Karena itu, alangkah bijak bila kita segera mengambil keputusan terbaik, agar mampu mewariskan legacy untuk anak cucu.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H