Mohon tunggu...
Nurul Qolby
Nurul Qolby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengar musik, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori belajar sosial Albert Bandura

18 Januari 2025   22:23 Diperbarui: 18 Januari 2025   22:23 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Albert Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mundare Alberta, Kanada (Noorlaila)

Isti'adah, 2020). Albert Bandura memperoleh gelar sebagai sarjana muda di bidang psikologi pada tahun

1949 di University of British of Columbia lalu melanjutkan pendidikan nya di University of Lowa dan

mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1952. Beliau merupakan salah satu psikolog aliran behaviorusme H. M. M. Adi, 2019) yang terkenal dengan eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan bahwa anak

meniru perilaku agresif orang dewasa yang ada dilingkungan sekitarnya dengan serupa .

Eksperimen Bobo Doll dilakukan dengan meletakkan anak kecil pada ruangan terpisah yang

memiliki sekat kaca tembus pandang. Pada ruangan lainnya terdapat orang dewasa dengan boneka.

Orang dewasa tersebut dikondisikan sedemikian rupa agar dapat dilihat oleh anak yang telah

ditempatkan pada ruangan disebelahnya. Berdasarkan skenario yang telah dirancang dalam jangka

waktu tertentu orang dewasa tersebut akan melakukan tindakan-tindakan yang agresif terhadap boneka

yang ada padanya. Tindakan tersebut seperti memukul, menendang, serta memperlakukan boneka

kognitif manusia tersebut (Rohmah, 2012). Pada teori belajar sosial juga dijelaskan tentang pentingnya

proses meniru dan mengamati suatu perilaku dalam membentuk perilaku peserta didik, memengaruhi

reaksi peserta didik dalam proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar

akan terjadi pada peserta didik melalui proses pengamatan dan meniru. Perilaku manusia merupakan

hasil dari proses pengamatan melalui modeling yang dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya

membentuk suatu perilaku baru yang akan menjadi acuan dan pedoman dalam bertindak (Irham, 2014).

Albert Bandura menjelaskan ada 4 komponen penting dalam teori belajar sosial ini diantaranya :

a. Memperhatikan (attention) : memperhatikan suatu perilaku/objek.

b. Menyimpan (retention) : proses menyimpan apa yang telah diamati untuk diingat (Gauthier

& Latham, 2022).

c. Memproduksi gerakan motorik (motor reproduction) : menerjemahkan hasil pengamatan

menjadi tingkah laku sesuai dengan model yang telah diamati (Silahuddin, 2019).

d. Penguatan dan motivasi (vicarious-reinforcement and motivational) : dorongan motivasi

untuk mengulang-ulang perbuatan yang ada supaya tidak hilang (Desmita, 2016).

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa pada dasarnya teori belajar sosial menggambarkan perilaku

manusia sebagai bentuk interaksi timbal balik yang berkelanjutan antara perilaku, kognitif, serta dampak

dari lingkungan yang didapatkan melalui tahap mengamati dan meniru.

Relevansi Teori Belajar Sosial Albert Bandura dan Metode Pendidikan Keluarga dalam Islam

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang utama dan paling dekat bagi seseorang (Saputro &

Talan, 2017). Manusia akan terlebih dahulu mengenali situasi keluarga sebelum mengenal lingkungan

didapatkan pada lingkungan keluarga akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan, kepribadian dan perilaku anak dimasa yang akan datang. Hal ini dikarenakan orang tua

berperan sebagai pendidik pertama (Andhika, 2021) yang akan memberikan pendidikan pada setiap

anak. Disamping itu, anak memiliki daya tangkap yang kuat untuk meniru dan merekam setiap apa yang

tepat dalam mendidik anak. Sebagaimana Islam memandang bahwa pendidikan utama adalah

berarti mendidik anak dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran Islam secara

dan akhlak yang baik maka akan melahirkan karakter yang baik (Wahidin, 2017). Hal ini dikarenakan

anak memiliki daya rekam dan ingatan yang masih kuat sehingga penanaman nilai-nilai Islam melalui pembiasaan akan sangat efektif untuk membimbing anak menuju ketauhidan yang murni (Setiawan,

2016).

pembiasaan dapat dilakukan dengan cara :

a). Pembiasaan dilakukan sejak anak kecil sehingga ia terhindar dari melakukan hal-hal yang bertentangan.

b). Pembiasaan dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang sehingga dapat berjalan secara otomatis.

c). Diperlukan ketegasan, ketekunan, dan konsekuen dari orangtua sebagai pendidik dalamkeluarga.

d). Pembiasaaan yang bersifat mekanistis perlahan-lahan dikemas menjadi pembiasaan yang

Berdasarkan pemaparan di atas dapat dilihat bahwa metode keteladanan dan metode pembiasaan

sejalan dengan teori belajar sosial yang menitikberatkan pada modeling. Menurut teori belajar sosial

pembelajaran didapatkan melalui kegiatan observasi dan meniru sebagai hasil dari interaksi antara

perilaku, kognitif, dan lingkungan sekitar yang kemudian menjadi pedoman dalam bertindak. Senada

dengan pendapat tersebut, pada kajian pendidikan lingkungan merupakan unsur yang paling

berpengaruh memberikan corak pada pendidikan anak. Lingkungan yang paling lama dan berperan

orangtua dituntut untuk berhati-hati dalam berkata, bertingkah laku agar dapat memberikan dasar-dasar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun