Mohon tunggu...
Nurul Qolby
Nurul Qolby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengar musik, jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Tahapan Perkembangan Psikososial dari Erick Erickson

28 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 28 Oktober 2024   16:38 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erik Erikson mengembangkan teori psikososial untuk menjelaskan bagaimana perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor psikologis dan sosial sepanjang hidup. Sebagai seorang psikoanalis yang awalnya terinspirasi oleh Sigmund Freud, Erikson merasa bahwa teori Freud terlalu fokus pada aspek biologis dan seksual dalam perkembangan manusia, serta hanya menekankan perkembangan pada masa anak-anak.

Erikson menganggap bahwa perkembangan kepribadian tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan biologis, tetapi juga oleh hubungan sosial dan budaya yang dialami seseorang dari lahir hingga usia tua. Ia melihat bahwa manusia terus berkembang sepanjang hidupnya, dan bahwa setiap tahap kehidupan memiliki tantangan atau krisis yang harus diatasi, yang secara khusus terkait dengan hubungan sosial dan lingkungan.

Alasan utama Erikson mengembangkan teori ini adalah:

1. Memperluas Teori Freud: Erikson ingin memperluas pandangan Freud yang hanya mencakup perkembangan anak, dengan memasukkan seluruh rentang usia dalam proses perkembangan manusia.

2. Menggabungkan Faktor Sosial dan Budaya: Ia percaya bahwa lingkungan sosial dan budaya memiliki peran penting dalam perkembangan psikologis, sesuatu yang tidak banyak dibahas dalam teori psikoanalisis Freud.

3. Menjelaskan Pembentukan Identitas: Erikson tertarik untuk memahami bagaimana seseorang membangun identitasnya, terutama di masa remaja, dan bagaimana krisis identitas ini dapat memengaruhi perkembangan di masa dewasa.

4. Memberi Fokus pada Kesejahteraan Psikologis Seumur Hidup: Erikson ingin menekankan bahwa manusia terus berkembang dan menghadapi tantangan sepanjang hidup, bukan hanya pada masa anak-anak. Ini menunjukkan bahwa setiap tahap kehidupan memiliki tantangan unik yang membentuk kepribadian seseorang secara keseluruhan.

Dengan teori psikososialnya, Erikson berharap memberikan pemahaman yang lebih holistik dan seimbang tentang bagaimana seseorang berkembang, serta bagaimana lingkungan, hubungan sosial, dan budaya ikut membentuk kepribadian manusia di setiap tahap kehidupan.

Erik Erikson mengembangkan teori psikososialnya melalui proses yang panjang dan kompleks, yang dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya, pelatihan psikoanalitiknya, dan penelitian etnografisnya. Teori ini tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari evolusi pemikiran dan pengamatannya selama bertahun-tahun.

 

Pengaruh Awal dan Identitas Pribadi: Erikson, lahir sebagai Erik Salomonsen, mengalami masa kanak-kanak yang penuh dengan ketidakpastian identitas. Ia dibesarkan dalam keluarga dengan latar belakang budaya dan agama yang beragam, dan ketidakjelasan mengenai identitas ayahnya membuatnya selalu mempertanyakan jati dirinya. Pengalaman ini, menurut beberapa sumber, sangat memengaruhi perkembangan teorinya yang menekankan pentingnya pembentukan identitas diri sepanjang hidup . 

 

Pelatihan Psikoanalitik di Wina: Setelah masa pencarian jati diri, Erikson memulai pelatihan psikoanalitik di Vienna Psychoanalytic Institute di bawah bimbingan Anna Freud, putri Sigmund Freud . Meskipun tidak memiliki gelar universitas formal, ia mendapatkan pelatihan intensif dalam psikoanalisis dan berfokus pada analisis anak-anak. Pengalaman ini memberikannya dasar yang kuat dalam memahami perkembangan psikoseksual, tetapi Erikson melangkah lebih jauh dengan memperluas pandangan Freud dengan memasukkan faktor-faktor sosial dan budaya dalam perkembangan kepribadian.

 

Penelitian Etnografis dan Pengaruh Antropologi: Erikson tidak hanya berfokus pada praktik klinis, tetapi juga melakukan penelitian etnografis pada berbagai budaya, termasuk suku Sioux di South Dakota dan suku Yurok di California . Kerja lapangan ini memperluas pemahamannya tentang bagaimana faktor-faktor sosial dan budaya membentuk perkembangan kepribadian. Ia berinteraksi dengan para antropolog terkemuka seperti Margaret Mead dan Ruth Benedict, yang memengaruhi pemikirannya tentang peran budaya dalam membentuk identitas dan perkembangan manusia

 

Perkembangan Teori Psikososial: Dari pengalaman pribadi, pelatihan psikoanalitik, dan penelitian etnografisnya, Erikson mengembangkan teori psikososialnya yang unik. Teori ini berfokus pada perkembangan ego dan identitas sepanjang rentang hidup, bukan hanya pada masa kanak-kanak seperti yang ditekankan oleh Freud. Ia mengidentifikasi delapan tahapan perkembangan psikososial, masing-masing ditandai dengan krisis atau konflik psikososial yang harus diatasi individu untuk mencapai perkembangan yang sehat . Setiap tahapan memiliki tugas perkembangan yang spesifik dan menghasilkan kekuatan atau kebajikan tertentu 

 

Penerimaan dan Pengaruh: Teori Erikson telah diterima secara luas dalam bidang psikologi perkembangan dan memiliki pengaruh yang signifikan pada berbagai bidang, termasuk pendidikan, konseling, dan psikiatri. Ia menonjolkan pentingnya faktor sosial dan budaya dalam perkembangan manusia dan memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami perkembangan kepribadian sepanjang rentang hidup . Teori ini juga memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pengalaman masa kanak-kanak dapat berdampak pada perkembangan identitas dan kesejahteraan mental di masa dewasa. Meskipun ada beberapa kritik terhadap teorinya, kontribusi Erikson pada psikologi perkembangan tetap sangat penting dan terus dipelajari hingga saat ini

 

Kesimpulan: Pengembangan teori psikososial Erikson merupakan hasil dari perjalanan intelektual dan personal yang panjang. Pengalaman pribadinya, pelatihan psikoanalitiknya, dan penelitian etnografisnya saling berkaitan dan membentuk dasar teorinya yang menekankan pentingnya interaksi antara faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial dalam membentuk kepribadian manusia. Teori ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami perkembangan manusia sepanjang hidup dan terus memberikan pengaruh yang signifikan pada berbagai bidang studi dan praktik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun