Pelaksanaan Pertemuan Informal di Jakarta
Usai membaca buku Kemdikbud Sejarah Indonesia Kelas XII: Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia, Jakarta Informal Meeting digelar sebanyak dua kali. Pertemuan Informal Jakarta pertama berlangsung pada 25-28 Juli 1988 di Istana Bogor. JIM awalnya ditugaskan untuk menengahi wabah kubu-kubu di Kamboja.
Setelah kurang lebih satu bulan, Rapat Informal Jakarta yang kedua diadakan pada tanggal 19-21 Februari 1989 di Jakarta. Tahun ini dipimpin oleh 6 Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN, Menlu Vietnam, dan sekelompok anak muda dari Kamboja. Berikut hasil Jakarta Informal Meeting tersebut:
1. Gencatan senjata di seluruh wilayah Kamboja
2. Setelah gencatan senjata selesai pada tanggal 30 September 1989, penarikan pasukan dan persenjataan Vietnam dari Kamboja dimulai.
3. Sebuah pemerintahan akan dibentuk untuk mengawasi perkembangan gerakan pemuda yang berkembang pesat di Kamboja.
4. Dukungan internasional untuk pasukan yang disebutkan di atas dan masalah terkait.
Pada akhirnya konflik antara Kamboja dan Vietnam diselesaikan melalui Traktat Paris pada tanggal 23 Oktober 1991. Pada tahun 1992-1993, Indonesia berkontribusi pada United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC) dengan mengirimkan 3.957 orang ke Kamboja melalui penerbangan Garuda.
Upaya Indonesia untuk menyelesaikan konflik di Kamboja melalui JIM ditindaklanjuti dengan Paris Peace Agreement yang ditandatangani oleh 19 negara, termasuk Kamboja dan Vietnam. Ini adalah peringatan ketiga dari Vietnam dan Kamboja. PBB turut mengirim pasukannya ke Kamboja untuk menjaga perbatasan dan membantu mengatasi kerusakan masif yang diakibatkan oleh perang. Semua tawanan Perang, serta semua militer Vietnam, berbasis di Kamboja. Menyusul runtuhnya Paris, Kamboja melanjutkan pembentukan pemerintahan yang didukung oleh negara lain di PBB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H