Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Zaman Digital dan Kembalinya Zaman Analog bagi Musisi

10 Agustus 2017   06:18 Diperbarui: 10 Agustus 2017   10:52 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: www.landoflightandshadow.com

Era sekarang zamannya download, Bung! Karya-karya musik, bahkan film dengan mudahnya bisa didownload di internet. Seandainya orang membeli hasil download pun dengan mudahnya di-share via media sosial, grup WA, bluetooth dan media lainnya. Maka produk kreatif digital ini menjadi seperti barang gratisan yang bisa didapat dengan sangat mudah! 

Gambar: www.music.virginia.edu
Gambar: www.music.virginia.edu
Lalu bagaimana nasib para seniman kreatornya? Mungkin akan kembali pada zaman sebelum Graham Bell (lahir 3 Maret 1847) menemukan piringan hitam. Seniman musik akan mendapatkan kontraprestasi atas jasa permainan musiknya ketika dia secara livememainkan alat musiknya. Seperti era Ludwig van Beethoven (1770-1827) atau era Mozart (1756-1751). Dan sepertinya tak ada gunanya untuk direkam dalam media kaset atau CD. Karena seperti saya katakan di depan, karya musik akan menjadi barang gratisan yang mudah disebar begitu saja di media media internet. Dan pelacakan terhadap kejahatan pembajakan via media ini seakan sia-sia.

Nah, di sinilah, seniman harus rela kembali pada pola hidup zaman klasik, di mana jika ingin mendapatkan penghasilan dari karya-karyanya, harus mengeluarkan energi ekstra dalam mengikuti kegiatan pentas musik (pertunjukan off air), tanpa berharap banyak dari penjualan kaset, CD ataupun RBT (Ring Back Tone).Dan ketika karya musiknya direkam dan tersebar di dunia maya, mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus rela. Atau jika ingin hidup tenang, seniman harus ikhlas karya-karyanya dinikmati banyak orang tanpa memberikan kontraprestasi, dan menganggapnya ini sebagai amal kebaikan untuk bekal di akhirat. 

Dan saya yakin, seniman sejati bukanlah pedagang yang berbinar-binar ketika melihat tumpukan rupiah ataupun dollar, mereka ikhlas dan bahagia ketika diapresiasi oleh publik. Ini yang saya katakan Kembalinya Zaman Analog bagi musisi. ***

Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun