Mohon tunggu...
Nurul Muslimin
Nurul Muslimin Mohon Tunggu... Dosen - Orang Biasa yang setia pada proses.

The all about creative industries world. Producer - Writer - Lecturer - Art worker - Film Maker ***

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Jogja Kerap Menjadi Lokasi Shooting Film?

6 Agustus 2017   11:26 Diperbarui: 6 Agustus 2017   23:40 3150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Lokasi yang Eksotis.Jogja sebagai kota bersejarah, Kota Wisata dan Budaya banyak sekali mempunyai lokasi-lokasi yang eksotis. Dari perkampungan, alam, gunung, pantai dan heritage banyak yang bisa digunakan sebagai beautystock shot (scene).Maaf, kalau saya sebutkan satu-persatu, jelas akan jadi satu buku, nih!. Ini kan cuma tulisan pendek aja. Biarlah paman google yang menjawab. Kalo tidak menarik, saya yakin Conor Allyn, sutradara asal Amerika ini tidak akan membuat film Java Heat di Jogja, atau Liam O'Donnell tidak akan membuat film Beyond Skyline di Obyek Sri Gethuk Jogja.

  • Talent/aktor (Pemain).Saya kira tidak kliru jika Jogja kita sebut sebagai gudangnya talent/aktor. Di sini banyak seniman teater, film, perguruan tinggi seni, komunitas dan sanggar-sanggar teater. Aktor-aktor Jakarta banyak juga yang menempuh prosesnya di Jogja. Aktor anak-anak pun banyak di Jogja. Apa lagi ada JAS (Jogja Acting Studio), sebuah sanggar belajar acting di Jogja yang banyak melahirkan talent anak-anak berbakat di Jogja.
  • Itulah beberapa alasan mengapa produser memilih Jogja sebagai lokasi produksi/shooting film mereka. Kalau ada faktor lain, monggo silakan ditambah sendiri yaa...

    Sebetulnya ada hal yang perlu ditambahkan di sini untuk menambah nilai dari Jogja, yaitu dibuat sebuah Studio Alam yang luas dan representatif untuk produksi film! Dengan konsep one stop shopping; ada lokasi shooting, ada gedung tiruan keraton, tiruan gedung istana presiden, tiruan rumah sakit, hutan buatan, area persawahan, tersedia properti, kru film, alat produksi, sampai pada tahap grading dan mastering film. Jadi, produser atau calon produser tinggal datang dan pesan untuk dibuatkan film, maka tersedia sutradara beserta kru filmnya, lokasi beserta propertinya, alat, talent (pemain), kebutuhan akomodasi dan beberapa hal yang dibutuhkan dalam satu kawasan. Di studio film itu juga diadakan workshop tentang produksi film dan workshop acting. Pasti juga bisa sebagai obyek wisata film, Pasti keren! Ini masukan untuk para investor dan Pemda DIY tentunya. Gimana Mas Hanung, rencana bikin studio filmnya?

    Sementara ngobrolnya sampai di sini aja. Mungkin sementara ini sebagai mimpi. Tapi jika mimpi dilakukan oleh orang banyak dan dilakukan, meskipun step by step, pasti akan menjadi kenyataan. Ya, kan? Salam kreatif! Dari penggila kreatif!

    Wallahu a'lam

    Semoga bermanfaat.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun