Dulu memang banyak bidang seni yang di-handle oleh seniman yang berkompeten di bidangnya. Seniman Teater di bidang teater, seniman perupa meng-handle bidang seni rupa, dan bidang-bidang lain juga begitu.
Nah, sekarang ini ada studi Tata Kelola Seni, dan mahasiswa-mahasiswa ini yang telah ditempa dengan pola kerja event seni. Saya kira lebih pas jika kepanitiaan FKY ditangani oleh para pekerja seni atau teman-teman yang biasa menangani event seni, dengan catatan mereka didampingi oleh seniman sebagai steering committee.
Tentu event apapun ada plus-minus-nya. Belum tentu event seni akan lebih baik jika ditangani seniman langsung. Begitu juga sebaliknya, event seni belum tentu buruk jika ditangani oleh panitia yang bukan seniman. Menurut saya bergantung kapasitas masing-masing penyelenggara.
Saya kira seniman akan lebih elegan dan pas jika didudukkan pada steering comittee. Mereka yang akan mengarahkan teman-teman organizer (panitia) dalam hal konten, tematik, dan bentuk-bentuk penyajian dan kemasan yang akan ditampilkan dalam FKY.Â
Sedangkan eksekutor dan pelaksana teknisnya, biarlah teman-teman panitia (organizer) yang mengerjakan. Dengan pola seperti ini saya yakin seniman akan lebih maksimal dalam eksplorasi karya dan kemasan yang akan dimunculkan dalam sajian FKY.
2. Venue
Pembukaan FKY biasanya diadakan di Titik Nol Kota Jogja oleh Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan dilanjutkan pawai seni (Karnaval) di Jalan Malioboro Yogyakarta. Sampai saat ini pun masih di situ. Memang tempat ini cukup strategis. Banyak pengunjung dari luar kota Jogja yang bisa menikmati. Sedangkan Pusat Venue FKY biasanya disamakan dengan tempat di mana Pasar Seni diadakan.Â
Di pasar seni inilah FKY menjadi pusat dan tempat konsentrasi kegiatan FKY diadakan. Dulu waktu FKY tahun 2000-2001 kegiatan Pasar Seni (pusat kegiatan FKY) ada di Benteng Vredeburg. Dan beberapa tahun selanjutnya juga masih di tempat ini. Dulu, tempat ini mungkin masih dianggap representatif, karena terletak di jantung Kota Yogyakarta dan pusat keramaian. Tapi sekarang masalah parkir dan kemacetan lalu-lintas menjadi sangat mengganggu.
Pada perkembangan selanjutnya pasar seni pernah diadakan juga di Pasar Ngasem. Masih tergolong di Pusat Kota Jogja, dekat dengan Kraton, dan merupakan daerah destinasi wisata. Sangat strategis juga, sih. Tapi mengalami kendala yang sama dengan venue sebelumnya, yakni masalah kemacetan. Tempat parkir menjadi kendala utama juga.
Tahun kemarin FKY pindah lagi di Taman Kuliner Condong Catur Sleman (Jogja bagian Utara). Tempatnya agak leluasa jika dibanding Pasar Ngasem, tapi dari sisi keamanan agak riskan. Karena pasar seni FKY banyak memajang benda-benda seni, dan di tempat terbuka. Otomatis panitia juga merasa kurang aman, karena harus bertanggungjawab pada keamanan barang-barang yang banyak item-nya dan variatif.
Tahun ini FKY dihelat di Kompleks Pyramid Jalan Parangtritis km 5,5 Jogja (Jogja Bagian Selatan). Cukup strategis, cukup luas, parkir luas, fasilitas (Musholla, Toilet, Ruang Pamer, Ruang Pemutaran Film, Tempat Workshop, Kuliner) tersedia, dan lagi, dekat dengan Perguruan Tinggi Seni (ISI Jogja).Â