Tindakan plagiarisme menciptakan budaya tidak jujur yang dapat merusak rasa kebersamaan dan keharmonisan dalam komunitas akademik. Budaya anti-plagiarisme dapat meningkatkan rasa persatuan dalam dunia pendidikan karena memupuk sikap menghargai individu dan bekerja sama menjaga reputasi bangsa sebagai masyarakat yang beretika dan berintegritas, tanpa merugikan pihak lain.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam pendidikan, kejujuran adalah kunci untuk mengambil keputusan yang adil dan bijaksana. Perlu adanya melibatkan semua pihak (tenaga pendidik, siswa, dan orang tua) dalam mendiskusikan pentingnya kejujuran akademik, agar semangat demokrasi yang mengutamakan kontribusi individu secara adil dan transparan tidak tercederai.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima menuntut adanya kesetaraan dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia akademik. Plagiarisme menciptakan ketidakadilan bagi mereka yang bekerja keras menghasilkan karya orisinal dan terjadinya ketimpangan dalam pencapaian akademik. Dunia pendidikan harus menjamin untuk memberikan kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi akademik bagi setiap individu dengan jujur tanpa mengambil karya orang lain.
Strategi Membangun Integritas dalam Pendidikan
Melawan plagiarisme, hal ini perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan melalui pendekatan holistik dan strategi yang sistematis. Beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan untuk membangun integritas akademik sekaligus mencegah plagiarisme:
1. Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
Kurikulum pendidikan perlu menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa memahami pentingnya integritas dan kerja keras.
2. Penegakan Aturan yang Tegas
Institusi pendidikan harus memberikan konsekuensi yang tegas terhadap pelaku plagiarisme sebagai bentuk edukasi dan pencegahan.