Ibu,
Topeng ini terus mengikatku, topeng kebahagiaan, senyuman, dan keceriaan. Bukan aku tak ingin untuk melepas ini, tapi terlalu banyak tangan yang terus menekanku untuk memakainya.
Hingga tiba saat malam membawaku kedalam satu ruang sepi, tanpa ada jiwa lain yang menemaniku, tanpa ada nafas lain yg melindungiku, tanpa ada lengan lain yang mendekapku. Itulah aku.
Di masa kesendirian malam, barulah aku menjadi diriku. Diriku yang sebenarnya. Aku yang selalu ingin berteriak :
"Ibu, temani aku,"
Biarkan dunia ini dingin, tapi jangan dirimu. Biarkan dunia ini terus menjatuhkanku, tapi jangan lenganmu ikut mendorongku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H