Di satu perjalanan menuju satu tempat, bertemulah saya dengan seorang ibu. Di pertemuan tersebut, sang Ibu menanyakan nama saya, umur saya, pekerjaan, dan pertanyaan tetek bengek lainnya. Pertanyaan yang menurut saya tak perlu ditanyakan di pertemuan pertama dengan seseorang yang tak pernah Anda temui sebelumnya.
Biasanya jika saya digerecokin dengan pertanyaan – pertanyaan seperti ini, pada satu titik, saya pada akhirnya akan menjawab, “Sorry. It’s privacy. I can’t answer your question,”. Namun, berhubung saya di Indonesia, dan saya masih menghormati adat – adat ketimuran, yang selalu menekankan untuk selalu sopan dan menghormati orang yang lebih tua (penekanan yang terkadang selalu membuat saya bertanya – tanya, “Bagaimana kalau si orang tua ini kurang ajar? Apakah saya hanya diam saja?”). Akhirnya saya hanya menjawab pertanyaan – pertanyaan tersebut dengan sesingkat mungkin (sambil berusaha untuk tetap menahan mulut saya, yang saya yakin benar. Sekali mulut itu terbuka untuk memprotes, maka akan sangat sulit untuk menghentikannya) ditambah sesekali mencoba untuk tetap tersenyum.
Hingga tibalah, di pertanyaan – pertanyaan yang membuat lidah saya tak tahan untuk tidak menjawab.
Ibu tua: Jadi, Kamu ke sini sama siapa?
Saya: Sendiri, Bu.
Ibu Tua: Ihh. Berani amat. Ngga takut hilang, atau nyasar kamu?
Saya : Insya Allah, dijaga sama Allah Bu (sudah mulai bosan dan berusaha untuk kabur dari si Ibu ini)
Ibu tua : Memangnya, kemana orang tua kamu? Ngga ikut sama kamu?
Saya: Ngga, Bu.
Ibu tua: Terus, suami kamu mana?
Saya: Saya belum menikah