Mohon tunggu...
Nurul Lubis
Nurul Lubis Mohon Tunggu... -

Africa

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Being Single and Happy... Why Not?

6 Januari 2012   09:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya pendamping hidup? Atau

Ingin punya anak? Atau

Merubah status, karena takut dianggap pilih – pilih atau ngga laku – laku? Atau

Bahagia?

Saya memilih yang terakhir. Menikah untuk satu alasan. BAHAGIA.

“Cepat – cepatlah kamu menikah. Agar ada yang mendampingi dan menjaga kamu,” nasihat seorang kerabat.

Tentu saja saya ingin menikah. Namun bukan hanya untuk mencari orang yang bisa menjaga saya. Saya adalah wanita dewasa, yang bisa menjaga diri saya sendiri. Dan saya punya penjaga yang paling baik dan bisa diandalkan seantero jagat raya. TUHAN. Itulah penjaga saya. Jika tujuan saya menikah hanya untuk mencari penjaga, mengapa saya tak menyewa body guard saja?

Ingin punya anak?

Memiliki anak tentulah memberi kebahagiaan tersendiri. Tidak bisa dipungkiri, makhluk – makhluk kecil tak berdosa itu selalu memberikan kebahagiaan dan rasa sayang bagi siapa pun yang melihatnya. Saya masih ingat pernyataan satu teman saya,

“Cepatlah menikah. Sekarang umur kamu sudah hampir 30 tahun. Kapan lagi kamu mau punya anak?”

Satu lagi pernyataan yang membuat saya bingung. Punya anak memang harapan bagi hampir semua orang, termasuk saya sendiri. Namun, memiliki anak bukanlah satu tujuan akhir. Bagaimana seseorang bisa begitu yakin dia akan bisa langsung memiliki anak begitu dia menikah? Tak terhitung berapa jumlah pasangan yang menikah di usia muda namun masih belum dikaruniai Anak. Anak itu titipan Tuhan. Dia tahu kepada siapa dan kapan akan menitipkan anak tersebut. Tak peduli sekeras apapun usaha seseorang untuk memiliki anak, jika Tuhan belum berkehendak, maka hal itu tidak akan pernah terjadi. So, just leave it to God.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun