Adapun kondisi masyarakat pasca konflik sampit yang terjadi di Kalimantan Tengah membuat orang Madura seakan kehilangan identitas. Beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa pola hidup masyarakat yang berkelompok dan terpisah dengan etnis lain menimbulkan kerucigaan dan berbagai stereotipe negatif bagi masyarakat Dayak.
Dalam beberapa literatur juga ditemukan bahwa kondisi sosial budaya suku Madura pasca konflik sampit masih terasa, meskipun konflik sudah puluhan tahun berlalu.Â
Masyarakat masih sensitif terhadap suku pendatang yang akan tinggal sementara atau menetap di Kalimantan. Beberapa masyarakat dari suku Dayak perlu waktu untuk menerima suku baru yang masuk dalam wilayahnya. Tidak hanya itu setereotip terhadap suku-suku tertentu sangat melekat bagi masyarakat Dayak.Â
Penyebabnya adalah ketakutan akan kembalinya warga suku Madura pada kebiasaan-kebiasaan lama yang dulu dapat memicu dan memunculkan konflik etnis yang berkepanjangan.
Akan tetapi sekembalinya beberapa orang Madura dari pengungsian untuk menetap di Kawasan Kalimantan Tengah mencerminkan bahwa adanya trauma bagi masyarakat keduanya baik Madura dan Dayak. Sebaliknya masyarakat yang kembali menerima suku Madura di Sampit sadar bahwa mereka (Masyarakat Madura yang mengungsi) hanya terkena imbas dari konflik ini.
rekonsiliasi dan rehabilitasi untuk mencegah terjadinya konflik antar suku seperti diatas terjadi lagi. Rekonsiliasi merupakan sebuah solusi dan usaha perbaikan untuk mempererat hubungan serta mempertemukan kedua belah pihak yang berkonflik dengan keinginan mencari jalan penyelesaiannya secara kekeluargaan sebagai langkah maju menata Kembali komunikasi dari pihak yang terlibat konflik.
Rehabilitasi diharapkan mampu mengupayakan perbaikan terhadap psikologis masyarakat keduanya baik Madura maupun Dayak yang terlibat konflik secara langsung, dan bagi masyarakat Madura yang kembali dari pengungsian diharapkan mampu menjalani kehidupan mereka sebagaimana orang normal pada umumnya.
Yang perlu dibenahi dalam permasalahan etnik seperti ini adalah pola interaksi atau hubungan antar etnik yang harus diperbaiki, serta perlu adanya perkuat hubungan yang selalu dijaga mengingat pasca konflik beberapa tahun lalu telah terjadi banyak sekali perubahan sosial dalam masyarakat multietnik di Sampit
References
Adryamarthanino, V. (2021). Konflik Sampit: Latar Belakang, Konflik dan Penyelesaian. Kompas.com.
Alexandra, F. (2018). Analisis Akar Koflik Sampit Melalui Teori Deprivasi. Global & Policy Vol,6 No.2, 1-14.