Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Chief Operating Officer Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kepala yang Sakit, Pinggang yang Disuntik

30 September 2024   17:06 Diperbarui: 4 November 2024   12:48 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dia bilang sakit kepala, pinggangnya yang disuntik. Kan ini celaka," kata Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey sembari tersenyum.

Hal itu diutarakan Gubernur Olly saat saya yang ditemani purnakarya wartawan senior harian Kompas Jospeh Osdar berbincang di teras rumah pribadinya di pesisir pantai Mangatasik, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara pada Rabu, (25/9) petang. 

Ia menganalogikan dalam sebuah anekdot di atas terkait komunikasi yang gagap para pekerja di sektor pariwisata saat melayani para wisatawan mancanegara (wisman).

Obrolan menjelang senja tersebut menyangkut program pembangunan kualitas sumber daya manusia di Sulut yang berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi terutama dari sektor pariwisata.

Dua hari sebelumnya, Gubernur Olly dengan percaya diri melaporkan kinerja selama menjabat sebagai gubernur di rapat paripurna DPRD Provinsi Sulut dalam rangka memperingati HUT ke-60 Provinsi Sulut tahun 2024.

Di dalam laporannya dipaparkan sejumlah pencapaian, mulai dari pembangunan manusia, pendidikan hingga kesehatan. Seluruhnya menunjukkan pencapaian yang baik sehingga memantik rasa penasaran saya terkait program mana saja yang paling menantang dan harus terus dioptimalkan dengan program yang berkelanjutan.

Menurut Gubernur Olly, Peningkatan SDM menjadi upaya paling berat dan menantang dalam merealisasikan visi-misi sebagai gubernur bersama Steven Kandaow sebagai wakil gubernur yang mendampinginya sejak hampir satu dekade lalu.

Gubernur yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Sam Ratulangi pada 2023 ini menaruh perhatian khusus untuk sektor peningkatan kualitas SDM yang menurutnya menjadi modal dasar dalam pembangunan di Sulut.

Provinsi Sulut, tambahnya, memiliki tiga tahapan pembangunan; pariwisata, perdagangan, dan investasi. Ketiga tahapan tersebut akan optimal ketika memiliki SDM yang berkualitas dan semuanya dimulai dari sektor pariwisata.

"Kenapa tourism? Supaya orang datang, melihat (wisata) dan melihat opportunity," katanya.

Sehingga, tambahnya, ketika mereka datang kembali ke sini bukan lagi menjadi turis, tapi berdagang lalu berinvestasi agar mendapatkan manfaat lebih.

Salah satu upaya yang dilakukan pemprov dalam meningkatkan kualitas termasuk keterampilan SDM yaitu dengan mengirimkan dan membiayai putra-putri daerahnya untuk belajar tentang banyak hal, termasuk menyangkut bahasa, budaya dan karakter masyarakat Tiongkok yang menjadi penyumbang wisman terbesar, hampir 60% dari total wisman pada tahun 2022.

Upaya tersebut dinilai efektif seperti yang dilaporkan Gubernur Olly pada rapat paripurna di DPRD Sulut 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menyentuh level 75,04, meraih peringkat ke-6 Nasional. Kemiskinan pun menurun menjadi 7,25% dan menjadikan Sulut sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di Pulau Sulawesi.

Harus dilanjutkan oleh orang yang paham

Sadar bahwa program tersebut harus dilanjutkan dan dikawal agar memberikan dampak yang lebih besar lagi, Gubernur Olly mendorong agar gubernur selanjutnya sangat memahami dan menguasasi permasalahan di daerahnya sehingga bisa istikamah meneruskan apa yang sudah dimulainya sejak hampir sewindu menjabat.

Tidak lebih dari 100 hari lagi dirinya akan melepas jabatan Gubernur Sulawesi Utara. Sosok pemimpin Sulut selanjutnya diharapkan orang-orang yang memiliki kompetensi, paham, berpengalaman dan peka terhadap masyarakatnya. 

Jangan sampai karena tidak memahami konteks dan situasi, apalagi belum memiliki pengalaman dalam melayani masayarakat, anekdot "kepala yang sakit, pinggang yang disuntik" akan berlaku juga dalam konteks kepemimpinan di Sulut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun