"Dia bilang sakit kepala, pinggangnya yang disuntik. Kan ini celaka," kata Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey sembari tersenyum.
Hal itu diutarakan Gubernur Olly saat saya yang ditemani purnakarya wartawan senior harian Kompas Jospeh Osdar berbincang di teras rumah pribadinya di pesisir pantai Mangatasik, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara pada Rabu, (25/9) petang.Â
Ia menganalogikan dalam sebuah anekdot di atas terkait komunikasi yang gagap para pekerja di sektor pariwisata saat melayani para wisatawan mancanegara (wisman).
Obrolan menjelang senja tersebut menyangkut program pembangunan kualitas sumber daya manusia di Sulut yang berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi terutama dari sektor pariwisata.
Dua hari sebelumnya, Gubernur Olly dengan percaya diri melaporkan kinerja selama menjabat sebagai gubernur di rapat paripurna DPRD Provinsi Sulut dalam rangka memperingati HUT ke-60 Provinsi Sulut tahun 2024.
Di dalam laporannya dipaparkan sejumlah pencapaian, mulai dari pembangunan manusia, pendidikan hingga kesehatan. Seluruhnya menunjukkan pencapaian yang baik sehingga memantik rasa penasaran saya terkait program mana saja yang paling menantang dan harus terus dioptimalkan dengan program yang berkelanjutan.
Menurut Gubernur Olly, Peningkatan SDM menjadi upaya paling berat dan menantang dalam merealisasikan visi-misi sebagai gubernur bersama Steven Kandaow sebagai wakil gubernur yang mendampinginya sejak hampir satu dekade lalu.
Gubernur yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Sam Ratulangi pada 2023 ini menaruh perhatian khusus untuk sektor peningkatan kualitas SDM yang menurutnya menjadi modal dasar dalam pembangunan di Sulut.
Provinsi Sulut, tambahnya, memiliki tiga tahapan pembangunan; pariwisata, perdagangan, dan investasi. Ketiga tahapan tersebut akan optimal ketika memiliki SDM yang berkualitas dan semuanya dimulai dari sektor pariwisata.
"Kenapa tourism? Supaya orang datang, melihat (wisata) dan melihat opportunity," katanya.