Berbagai atribut perhelatan terbesar olahraga se-asia, Asian Games 2018 yang akan digelar di dua kota sekaligus, Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus 2018 menyambut kedatangan saya di Kota Palembang pada Minggu (13/5) pagi.
Mulai dari pintu kedatangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sampai di perjalanan menuju tempat saya menginap di Jl. Kapten A. Rifai suasana Asian Games ke-18 kental terasa.Â
Pemasangan atribut Asian Games 2018 sejak beberapa bulan belakangan di dua kota, Jakarta dan Palembang merupakan bagian dari promosi dan sosialisasi kepada masyarakat selain memperlihatkan kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah.
Ini kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah Asian Games ke-4 tahun 1962 yang berpusat di Senayan, Jakarta.
Saat itu Jakarta bersolek, bahkan jor-joran melakukan pembangunan sana-sini termasuk pembangunan komplek olahraga Ikada atau yang kini bernama Gelora Bung Karno dan juga Monumen Selamat Datang karya arsitek Henk Ngantung dan Edhi Sunarso yang berada di Jalan Bundaran Hotel Indonesia, berdampingan dengan Hotel Indonesia tempat para atlet dan kontingen peserta menginap.
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games tahun ini karena Hanoi (Vietnam) mengundurkan diri akibat keterbatasan biaya.
Pagi itu Palembang diguyur hujan ringan setelah sekian lama hujan tidak membasahi jalanan "Bumi Sriwijaya".
Alhasil, perjalanan saya dari penginapan ke Jakabaring Sport City (JSC) yang berjarak kurang dari 7 kilometer itu dilengkapi dengan genangan air berwarna kecokelatan. Sistem drainase di jalanan Palembang seperti tersumbat.
Para pekerja konstruksi lengkap dengan helm pengaman menjadi pemandangan di sepanjang jalan. Hampir seharian Palembang diselimuti awan tebal setelah beberapa hari sebelumnya cerah.
Pembangunan LRT di Palembang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam memfasilitasi penyelenggaraan Asian Games 2018 dan menjadi syarat bagi tuan rumah yang diwajibkan menyediakan transportasi cepat. Hal tersebut sudah menjadi ketentuan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA).