Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Tragedi Mei 1998 dan Tiananmen

5 Juni 2009   06:00 Diperbarui: 13 Mei 2019   14:30 2881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Civitas Universitas Trisaksi napak tilas di tugu proklamasi (Foto: Nursita Sari/KOMPAS.com)

Mirip dengan tragedi Mei 1998 di Indonesia yang memakan korban mahasiswa, Tragedi Tiananmen ini pun bahkan lebih banyak memakan banyak korban meninggal dan sebab kematiannya pun sangat sadis yaitu dilindas oleh Tank-Tank militer yang berupaya mengusir agar membubarkan diri tetapi semua itu tidak digubris dan sampailah kepada pembantaian massal. 

Tragedi Mei 1998 di Indonesia dengan Tragedi Tiananmen memang serupa tapi tak sama. Hal serupa yang dimaksud yaitu sama-sama pergerakan mahasiswa yang menginginkan pembaharuan dan perbaikan iklim ekonomi maupun politik ke arah yang lebih baik. Dan yang dimaksud tak sama yaitu pasca terjadinya tragedi atau pergerakan itu memiliki hasil yang berbeda.

Saat ini China sebagai negara komunis terbesar telah meliberalisasikan ekonominya demi kemakmuran rakyatnya, ini menarik karena China merupakan satu-satunya negara yang mamadukan sitem politik komunis dengan sistem ekonomi yang liberal, ini buah dari kecerdasan masyarakat China dan semangat mereka untuk maju serta dirangkai dengan hukum yang ideal. 

Sebaliknya, pasca-tragedi Mei 1998 di Indonesia, hanya ditandai dengan runtuhnya rezim Orba dan adanya kebebasan masyarakat serta sistem politik yang lebih demokratis dibanding zaman Orba. 

Setelah itu bangsa ini mengalami krisis moral yang akut, korupsi menjamur, hukum lemah, kemiskinan yang menjadi-jadi, hutang menumpuk dan lainnya seperti yang kita rasakan sekarang. 

Di dalam tulisan ini, saya tidak bermaksud mendiskreditkan atau memandang jelek negara kita, tetapi setidaknya bangsa ini bisa menjadi lebih baik dengan belajar dari pengalaman negara lain dan juga pengalaman dari para pejuang kita yang telah merebut kemerdekaan bangsa ini dari tangan penjajah. 

Jangan sia-siakan perjuangan mereka. 

Nurulloh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun