Mohon tunggu...
Nurul Hikmah
Nurul Hikmah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan

Penulis pemula yang ingin memperdalam ilmunya tentang bidang kepenulisan. Sangat menyukai cerita-cerita fiksi dan fantasi, menyukai karya-karya yang didalamnya ada literasi dan ingin memperbanyak ilmu tentang kepenulisan dengan membuat akun ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

You!

28 Desember 2019   04:58 Diperbarui: 28 Desember 2019   05:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

-Chapter 1-

Ketika seseorang telah terbiasa hidup denganmu namun kini kau pergi dari hidupnya untuk mengejar impianmu. Yah sangat menyesakkan, apalagi jika dia adalah orang yang sangat berharga untukmu.

Seperti sekarang. Sudah 4 tahun semenjak kita berpisah di musim dingin kala itu. Dan saat ini pun juga sedang musim dingin. Kau tau apa artinya? 

Seperti janjimu waktu itu. Kita akan bertemu di penghujung winter tahun ini. Ah, bahagia? Yahhh lebih dari sekedar bahagia. Aku sangat sangat bahagia saat melihat kalender pagi ini.

Besok adalah hari kau kembali kesini. Sempat terpikir apa yang harus kulakukan saat bertemu denganmu. Bagaimana ekspresi yang harus kutunjukkan padamu.

Bagaimana perasaanku? Ah, aku sangat-sangat bahagia bisa bertemu denganmu lagi. Apakah kau juga merasakan hal yang sama? Semoga saja perasaanmu tidak berubah. Masih sama seperti kita berpisah 4 tahun lalu.

Entah karna bahagia atau bagaimana tak terasa hari mulai gelap. Aku bergegas pulang kerumah. Tak terasa jam menunjukkan pukul 01 dini hari. Aku tak bisa tidur sama sekali hingga sebuah pesan yang kau kirimkan. Entah kenapa membuat mataku berat.

Tak terasa alarm kamarku berdering keras. Aku kembali dari alam bawah sadarku. Melakukan hal yang biasa dilakukan setiap pagi. Hanya saja dengan wajah yang lebih bahagia dari hari sebelumnya.

Ah, pagi ini kau akan sampai disini. Aku tak akan terlambat. Aku akan menjadi orang pertama yang menjemputmu dan merentangkan tangan untuk memelukmu.

Namun apa yang terjadi seolah menghancurkan tubuhku seakan aku terbang tinggi diangkasa lalu tiba-tiba terjatuh kebumi dengan keras. Sebuah kecelakaan pesawat terjadi pagi ini. Dikonfirmasi tak ada satupun penumpang yang selamat.

"Bohong kan! Itu bohong! Tidak mungkin! Bangunkan aku jika itu hanya mimpi kumohon!" teriakku saat melihat berita itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun