Dan belum lama ini diketahui polisi telah berhasil menangkap 3 pelaku kekerasan dengan senjata tajam yang merenggut nyawa Arya. Namun, polisi menyatakan masih ada pelaku utama yang hingga kini masih buron. Pelaku utama ini adalah residivis penjambretan, sedangkan motif kekerasan yang menghilangkan nyawa Arya, polisi mengungkap adalah dendam siswa antar sekolah yang sudah terjadi dari tahun ke tahun. Ditambah ada provokasi dari salah satu siswa yang berada di satu sekolah dengan Arya yang memicu para pelaku melakukan kekerasan secara acak kepada Arya.
"Itu informasinya sudah terjadi sebelumnya, oleh karena itu perlu peran kita bersama untuk melakukan upaya mitigasi dan pencegahan. Para pelaku ini yang sudah diamankan itu dari sekolah yang sama, yang nantang itu di live Instagram sebenarnya adalah orang berinisial A. Saat itu pada hari Jumat dicari-cari oleh pelaku tidak ketemu, sehingga pelaku mencari sasaran lain." Ucap Kombes Bismo Teguh Prakoso (Kapolresta Bogor Kota).
Tindakan kekerasan oleh anak remaja kini tidak bisa dipandang sebelah mata. Tindak kekerasan oleh anak remaja kali ini bahkan dipicu oleh hal yang sangat-sangat sepele. Tindak kekerasan anak remaja dipicu oleh hal yang sama sekali tidak berarti, ini menandakan ada yang salah dengan pola asuh mental anak-anak remaja ini.
Penting sekali bagi masyarakat, terutama orang tua, pendidik, dan pemerintah, untuk dapat bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja. Penguatan nilai moral, pendidikan karakter, serta pendampingan psikologis harus menjadi prioritas. Selain itu, penegakan hukum yang tegas harus diimbangi dengan program rehabilitasi yang mampu mengarahkan remaja ke jalan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H