Ketika Anda sedang berada di tengah kemacetan jam pulang kerja masyarakat kota besar, Anda pasti akan melihat atau mendengar iklan. Bahkan Ketika Anda sedang di rumah, diam menikmati secangkir kopi hitam berlogokan kapal pesiar sambil membaca majalah, Anda juga akan melihat iklan. Tenang, Anda engga akan sendirian, iklan ada dimana-mana untuk Anda.
Semakin banyak dan beragamnya kebutuhan harian masyarakat dunia mendorong para produsen produk pemenuh kebutuhan harian untuk berinovasi dan menghadirkan beragam produk baru.
Semakin banyak produk yang diproduksi tidak menutup kemungkinan akan semakin banyak produk sejenis dengan fungsi yang sama. Cara membedakannya? Tentu saja ciri khas brand dari produk tersebut.
Seseorang akan semakin sulit mengenal produk-produk yang baru muncul saat ini, juga semakin sulit mengingat produk-produk lama. Dan sepertinya saya mulai senang menggunakan kata "semakin".
Produk-produk yang baru muncul sudah pasti harus dikenal masyarakat agar produk tersebut dapat terjual dan bisa terus diproduksi. Produk lama pun harus tetap mendapatkan perhatian dari masyarakat agar tidak tergerus waktu dan menghilang begitu saja karena kehilangan peminatnya. Lalu, bagaimana cara agar produk-produk tersebut dapat dikenal masyarakat dan bisa tetap terjual? Ada yang tahu?
Salah satu caranya, ya lewat beriklan. Dengan beriklan, produk akan diperkenalkan kepada masyarakat tentang fungsinya, keunggulannya, komposisi bahannya, dan lainnya. Tapi, ga semua produk yang beriklan bisa mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat luas, karena produk sejenis sudah banyak yang memproduksi dan iklan juga sudah bukan hal yang asing lagi, maka senjata dari iklannya haruslah iklan yang kreatif. Istilah kerennya, out of the box.
David Ogilvy, seorang yang disebut sebagai founding father of modern advertising dari Amerika Serikat. Beliau dikenal sebagai bapak periklanan dan telah mendirikan sebuah agensi periklanan besar bernama Ogilvy & Mather pada tahun 1948, tapi sekarang nama perusahaannya dikenal menjadi Ogilvy. Ogilvy ini adalah salah satu agensi periklanan yang sukses di dunia Internasional dan menjadi agensi periklanan asing pertama yang mendapatkan akses ke Uni Soviet yang merupakan the largest country in the world, tentu saja pada masanya.
Anda tahu dari mana asal iklan-iklan yang Anda lihat, dengar, baca setiap hari? Rumah produksi? Studio syuting? Iya sih, benar, memang dari situ. Tapi yang saya maksud bukan itu. Iklan yang tayang di layar besar di pinggir jalanan kota yang sibuk, tertempel di pembatas konstruksi pembangunan perusahaan besar, dan yang terdengar dari radio merupakan hasil kerja dari orang-orang agensi periklanan. Sebutan lain untuk agensi periklanan? Biro iklan, mungkin itu lebih akrab di telinga Anda. Mungkin. Atau justru Anda belum pernah dengar tentang itu? Ga masalah, santai saja, nanti saya akan jelaskan.
Biro iklan ini terdiri dari orang yang independent dengan anggota yang merupakan orang-orang kreatif dan berorientasi pada bisnis. Ingatlah Kembali penjelasan tentang periklanan sebelumnya, bahwa periklanan ini dibayar untuk memengaruhi khalayak sehingga mau menggunakan produk, jasa, atau ide yang ditawarkan. Produk atau jasa milik siapa? Tentu saja milik klien. Orang-orang di dalam suatu biro iklan akan berkecimpung dengan para klien dari berbagai macam perusahaan, mulai dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar yang mungkin sudah tidak terhingga lagi anggarannya.
Frank Jefkins menjelaskan bahwa dalam kontrak yang disetujui oleh klien dan biro iklan saat akan bekerjasama biasanya berisi penetapan berbagai hal yang harus dikerjakan, memerlukan anggaran seberapa besar, bagaimana metode pembayarannya, dan ketentuan jika nantinya akan ada pembatalan kontrak.
Terdengar mirip seperti kontrak kerjasama pada umumnya ya? Ya tentu saja, memang maunya yang seperti apa?