Image negative tentang Nabi Muhammad dalam kajian dan literatur sarjana Barat khususnya di Eropa, sudah mulai tersebar dan tampak pada tahun 1120. Nama Nabi Muhammad kemudian dirubah dengan sebutan "mahomet", atau "mahound" yang berarti sebuah ejekan untuk Nabi Muhammad, sementara "mahound" sebagaimana yang kemukakan oleh W.Monggomery Watt dalam tulisannya "Muhammad Prophet and Statesment" menyebutkan bahwa sebutan "mahound" berarti pangeran kegelapan atau nama untuk kejahatan.
Seorang pastor dari inggris, pastor Bede berpendapat bahwa Muhammad merupakan a wildman of desert (seorang manusia dari padang pasir liar. Bade mengganbarkan bahwa Muhammad merupakan sorang yang kasar, mencintai peperangan, buta huruf, serta setatus sosial yang renda, tamak akan kekuasaan ehingga dia menjadi penguasa dan mengeklaim menjadi seorang nabi.
B.Kajian Barat yang menganggap bahwa al-Qur'an sebuah kebenaran.
Studi perbandingan terhadap Al-Qur'an dengan Bibel sangat tidak sesuai karena tidak setara. Al-Qur'an dalam Islam setara dengan Isa atau Yesus dalam bahasa Kristen. Adapun Bibel yang merupakan laporan yang ditulis oleh murid-murid Isa maka ia setara dengan hadis yang merupakan laporan sahabat terhadap perkataan, perbuatan, ketetapan, ataupun sifat-sifat Nabi saw. Hal ini tidak bisa direalisasikan karena sudah masuk wilayah keimanan (belief). Dalam Islam, Al-Qur'an berasal dari Allah (Tuhan), sedangkan dalam Kristen yang berasal dari Tuhan adalah Yesus (Isa al-Masih) yang merupakan the Word of oda tau the Son of God. Tidak heran jika Harry Wolfson dalam buku The Philosophy of Kalam mengatakan bahwa pentingnya Al-Qur'an bagi Kaum Muslim dan Islam sama pentingnya dengan pentingnya Yesus bagi umat Kristen (the importance of the Qur'an for Muslim and Islam is tantamount to the importance of the person of the Jesust Christ for Christians and christianity. It has been rightly observed that the Christian consept of incarnation correspond to what one might call "illibration" in Islam).
Di sini jelas bahwa Wolfson tidak membandingkan Al-Qur'an dengan Bibel atau Perjanjian Baru (New Testament) tetapi dengan Yesus sendiri. Dalam tradisi Kristen yang menjadi wahyu adalah Yesus sendiri, dan dalam Islam wahyu itu adalah al-Qur'an. Dengan demikian, studi perbandingan antara Al-Qur'an dan Bibel merupakan kajian perbandingan yang tidak sebanding. Meskipun demikian, banyak sarjana Barat yang melakukan studi perbandingan (comparative study) antara kedua kitab suci tersebut. Ada beberapa literatur yang mengkaji teks Al-Qur'an dari segi bahasa Al-Qur'an sendiri, ataupun dengan kitab-kitab lainnya
Meskipun begitu, masih banyak sarjana yang mengkaji al-Qur'an secara serius hingga mereka memiliki kesimpulan bahwa al-Qur'an merupakan kalam Ilahi dan merupakan sebuah mukjizat. Sarjana Katolik-Kristen yang juga banyak mengkaji Al-Qur'an adalah Issa J. Boullata.23 Dia menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, bahkan pernah menyempatkan diri memberi kuliah-kuliah dalam bidang I'jz al-Qur'n pada Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN). Salah satu buku Boullata yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah I'jz al-Qur'n al-Karm 'Abara al-Trkh, dengan judul Al-Qur'an yang Menakjubkan : Bacaan Terpilih dalam Tafsir Klasik hingga Modern dari Seorang Ilmuan Katolik. Edisi Indonesia ini diberi kata pengantar oleh Mufassir Indonesia, M. Quraish Shihab.
KESIMPULAN
Terdapat banyak sekai pro dan kontra yang didalam kajian kritis yang berkaita dengan al-Qur'an. Terlebih lagi bangsa Barat yang tampak tidak menyukai kehadiran islam. Terlebih ketika mereka menganggap bahwa al-Qur'an merupakan sebuah karya tangan dari Muhammad yang ada berdasarkan Yahudi-kristen. Kebencian yang timbul akibat permusauhan yang Panjang dalam perang salib, menjadikan bangsa Barat tidak dapat menerima al-Qur'an merupakan Kalam Ilahi. Hal ini dapat dilihat dar banyaknya kajian kritis yang mengkritik dan menyudutkan al-Qur'an. Walaupun masih banak yang membenci alqur'an. Nyatanya dari banyak bangsa barat yang juga mencoba mengkaji lebih dalam an lebih neral tentang al-Qur'an. Seingga mendapatkan kesimpulan bahwa al-Qur'an merpakan kalam Ilahi.
DAFTAR PUSTAKA
Armas, Adin, Metodologi Bibel Dalam Studi Al-Qur'an: Kajian Kritis, Jakarta: Gema Insani, 2005
Al-Azami, M.M, The History Of The Qur'nic Text From Revelation To Compilation : A Comparative Study With The Old And New Testament, Sejarah Teks Al-Qur'an Dari Wahyu Sampai Kompilasi: Kajian Perbandingan Dengan Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru, Jakarta : Gema Insani Press, Cet-Iii, 1429 H/2008. , Trj. Sohirin Solihin, Dkk