Iklim ini berfokus pada kepentingan pribadi atau keuntungan organisasi. Keputusan dalam iklim ini cenderung didasarkan pada manfaat langsung, sering kali mengabaikan pertimbangan etis yang lebih luas. Iklim ini biasanya ditemukan di industri kompetitif, di mana keberhasilan diukur melalui hasil finansial atau keuntungan pribadi.
b. Kepedulian
Iklim ini menonjolkan perhatian terhadap kesejahteraan individu lain, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pengambilan keputusan dipengaruhi oleh empati dan nilai-nilai yang mendukung hubungan kerja yang harmonis, menciptakan kepuasan kerja yang tinggi.
c. Kemandirian
Dalam iklim ini, individu diberi kebebasan untuk menggunakan penilaian moral pribadi dalam membuat keputusan. Pendekatan ini mendorong kreativitas tetapi juga berpotensi menimbulkan konflik jika nilai-nilai pribadi bertentangan dengan kebijakan organisasi.
d. Hukum dan Kode Etik
Keputusan dalam iklim ini didasarkan pada aturan hukum, regulasi, dan kode etik formal. Iklim ini memastikan kepatuhan terhadap standar yang ditetapkan, sehingga menjaga integritas organisasi.
e. Aturan
Iklim ini menekankan penerapan kebijakan internal organisasi. Fokusnya adalah memastikan konsistensi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas, meskipun terkadang membatasi fleksibilitas individu.
3. Budaya dan Keberlanjutan
Keberlanjutan mengacu pada upaya mempertahankan praktik-praktik bisnis dalam jangka panjang tanpa merusak alat, struktur, atau sistem yang mendukungnya. Survei menunjukkan bahwa mayoritas eksekutif percaya keberlanjutan adalah kunci kesuksesan masa depan, terutama di tengah meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan dan sosial. Organisasi yang menanamkan nilai-nilai keberlanjutan tidak hanya menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat, tetapi juga mendapatkan keuntungan kompetitif melalui efisiensi operasional, reputasi yang baik, dan loyalitas pelanggan.