Belajar Mencintai

"Beri alasan kenapa aku harus nolak kamu, Rangga?", ucapku. 

"Aku memang belum yakin sama perasaanku, tapi aku rasa aku gak akan bilang tidak", lanjutku. 

Rangga tersenyum. Menunjukkan lesung pipinya yang manis. Dan apa yang dia katakan selanjutnya, menjadi alasan yang tepat bagi aku untuk berkata iya di kemudian hari. 

"Terima kasih, El. Berarti aku gak di tolak kan?", yakinnya.  Aku mengiyakan. 

"Okay....kita  belajar saling mengenal lebih dulu, biarkan hubungan kita mengalir  apa adanya. Aku akan menunggu saat itu, El. Saat kamu sudah yakin pada perasaanmu", ucapmu. 

Hari-hari berlalu.  Dan benar, sepertinya aku semakin yakin pada perasaanku. Tingkah lakunya yang dewasa dan selalu memberi perhatian, mengikis rasa gamangku. Ketidakyakinanku. 

"Ehh... El, Rangga gak masuk hari ini", ucap temanku. Entah kenapa tubuhku seketika lemas. Aku jadi gak semangat kerja. Cuma mendengar kalau dia tidak masuk kerja. Itu berarti aku tidak bisa bertemu dengannya. 

"Kena aku kerjain.... itu pangeranmu datang !", ucap temanku lagi. 

Dasar rese ! Batinku. 

Ya Allah........kenapa hatiku merasa berbunga sekali ?  Tiba-tiba langsung bersemangat. Serasa ribuan kupu cantik berterbangan di depan mataku. 

Kulihat dia masuk ke ruangan dan tatapan pertamanya tertuju padaku, pandangan kita bertemu.