Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mudik Buat Pamer, Mana Jiwa Toleransinya?

23 April 2022   05:28 Diperbarui: 23 April 2022   05:30 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pamer hanya akan muncul pada orang yang butuh pengakuan ".

Mudik,  menjadi suatu momen yang menyenangkan.  Karena selain bertemu dengan keluarga, bersilaturahmi, mungkin juga bisa mengenang masa kecil di tempat kelahiran.

Bagi yang selama di perantauan belum mendapatkan tambatan hati,  siapa tahu bisa ketemu si dia, mantan terindah? Aha.... dan jadilah CLBK (Cinta lama bersemi kembali)

Atau mungkin  ketemu teman kecil yang mesra dan sekarang  sama-sama sudah dewasa , mungkin saja bisa saling jatuh cinta, ya kan? Who knows,  right ? 

Yang jelas mudik bukan buat pamer.  Perlu digarisbawahi, bukan buat pamer. Kenapa harus pamer, begitu kan ya ? Tujuan suci untuk bersilaturahmi,  jangan dikotori dengan niat yang  nggak bener.  

Pamer, dikenal dalam Islam dengan sebutan riya' yaitu memperlihatkan diri pada orang lain agar keberadaannya baik ucapan,  tulisan,  sikap dan amal perbuatannya diketahui orang lain.  Dan itu merupakan penyakit hati.  

Orang yang suka pamer,  pasti juga mempunyai sifat  yang congkak, sombong. Karena tujuan pamer pastinya untuk menyombongkan diri.  Bener kan? 

Dan Allah sangat benci orang yang sombong.  Karena hanya Allah saja yang pantas mempunyai sifat itu,  penguasa seluruh alam semesta,  tapi tak juga pun berlaku sombong.  Lalu kenapa baru punya sedikit saja sudah sombong ? Pantaskah itu?  

Mudik yang sedianya untuk bersilaturahmi,  bertemu sanak saudara, kerabat dan  teman lama, untuk melepas rindu karena lama tak berjumpa , bisa menjadi silaturahmi dan pertemuan yang toxic karena ada embel-embel pamer.  

Mereka, bagian dari mereka yang mempunyai nasib kurang beruntung pasti merasa tidak nyaman kalau percakapan hanya berkutat sekitar harta dan harta, atau terlalu menonjolkan diri dan kekayaan.   Apalagi nggak mau mendengarkan orang lain yang ganti bercerita.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun