Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tarawih vs Promo Lebaran, Lebih Ramai Mana?

21 April 2022   12:57 Diperbarui: 21 April 2022   14:00 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tarawih vs promo lebaran,  lebih ramai mana coba?  Jawabannya sudah sangat jelas. Bener nggak?

Tak terasa Ramadhan sudah lewat purnama.  Gimana .....gimana,  masih lanjut kan puasanya?  Alhamdulillah. Masih rajin tarawih kan?  Subhanallah. Semoga istikhomah sampai akhir Ramadhan.  

Disela-sela godaan yang bertebaran di medsos, postingan promo lebaran, masih bisa bertahan dengan puasa  Ramadhan, tarawih dan amalan yang lain, That's  so great.  

Pernahkah lihat atau menemui  status atau story yang memposting tentang tarawih,  hari  ini puasa ke berapa? tarawih ke berapa? Hmmm.... sayangnya enggak. 

Ehhh..... wait ! Maybe I'm wrong, mungkin ada ya,  entah satu,  dua,  atau tiga atau bahkan lebih banyak, tapi penulis tidak tahu.  

Ada pernah lihat postingan, "Lebaran kurang 29 hari lagi ", Wowww....keren nggak? Kreatif,  padahal puasa baru sehari,  sebagai penyemangat agar puasa tidak terasa berat. Karena masih 29 hari lagi. 

Memang puasa berat? Berat kalau di pikir, kalau di rasa,  tapi akan terasa ringan setelah terbiasa menjalankannya.  Bener begitu?  

Tapi yang jelas,  promo lebaran lebih gencar dari semua itu.  Seperti gencarnya rudal Rusia yang menyerang Ukraina.... Hmmm... dashyat ! 

Bahkan dari jauh hari sebelum bulan Ramadhan,  postingan jajanan dan baju lebaran sudah sangat ramai dan merebak. 

Terlepas posting promo lebaran atau enggak, bukan masalah sih ya, namanya juga berburu rejeki.  Itu sah-sah saja. Tapi yang penting tidak sampai melalaikan puasa dan amalan Ramadhan yang lain.  

Seperti Firman Allah dalam Al Quran surat Al Jumu'ah ayat 2, yang artinya : "Dan apabila shalat jum'at telah selesai dikerjakan, maka kamu menyebarlah di muka bumi,  dan carilah kemurahan Allah". 

Tidak ada perintah yang mengarah untuk berburu urusan duniawi. Prioritasnya tetap mengutamakan urusan ukhrowi, berburu kemurahan Allah, bisa rejeki, bisa yang lain, tapi yang utama  dengan tujuan untuk mencari ridho Allah. 

Hadist tentang , "Bekerjalah untuk urusan duniamu seolah engkau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk urusan akhiratmu seakan akan mati besok pagi ". Ternyata bukanlah hadist yang shohih, bukan sabda dari Rasulullah.

Faktanya,  tanpa ayat dan perintah yang mengarah berburu kehidupan dunia, manusia sudah sangat antusias untuk meraih itu.  

Nah,  intinya,  biarpun promo lebaran begitu menggoda jangan menghalangi kita untuk melakukan tarawih dan amalan lainnya di bulan Ramadhan. Apalagi malas, dengan alasan cari baju lebaran atau jajan lebaran.  Sayang sekali.  

Waktu terlewat begitu cepat.  Dan tak terasa Ramadhan akan sampai pada akhir waktu. Harus menunggu sebelas bulan lagi untuk bertemu bulan penuh berkah ini.  

Sering kali semakin memasuki akhir Ramadhan, tarawih sering terlupa, tadarus sering terlewat, dan amalan lain jadi tidak fokus . Fokusnya berpindah ke jajanan dan baju lebaran.  

Jangan begitu ya?  Hmm...memang penulis enggak ? Hehe... jujur, iya. Terbawa arus. Tapi sebisa mungkin tetap berusaha agar tidak melewatkan amalan baiknya. Kalau tidak bisa tarawih di masjid, bisa juga jamaah di rumah kan? Malah lebih mempererat rasa kasih sayang antara anggota keluarga.  Sepakat ?  

Ini sekalian untuk  mengingatkan diri sendiri dan mungkin juga pembaca. Semoga bermanfaat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun